Indahnya Kolaborasi
Jika diibaratkan sebuah project/pekerjaan besar adalah senampan Pizza yang lebar, maka ada keterbatasan seseorang untuk dapat menghabiskannya sendirian, atau bahkan bersama keluarga kecilnya. Dari proses mencerna makanan tersebut dimulai dari mulut hingga masuk ke perut dengan segala perlengkapan pencernaan kita, yang jika diuraikan lebih rinci ternyata bisa panjang kali lebar kali tinggi :)
Begitupun berlaku pada bidang pekerjaan. Ada kontraktor utama (main contractor) yang kemudian dibantu oleh para sub kontraktornya. Di bidang Event Organizer pun juga kurang lebih sama. Kami, yang mempunyai kekuatan belum seberapa besarnya, tentu membutuhkan partner EO yang lebih besar, lebih tangguh, lebih teruji, lebih malang melintang di dunianya, dan pastinya ada beberapa kecocokan batin yang sulit dijelaskan, dimana istilah anak-anak remaja sering menyebutnya sebagai ”chemistry” satu sama lainnya.
Partner EO kami yang bernama LPD mereka hampir selalu memback up kami utamanya dalam event-event di Ancol, sehingga kami sering mengenalkan diri pada pihak klien sebagai satu group lain perusahaan. Hehehe. Jika kami membawa grup ke kawasan wisata tersebut baru maksimal 6.000 peserta dalam sekali event, maka kakak perusahaan kami, LPD biasa membawa hingga 40.000 dalam sekali event. Tentunya corporate yang ditangani adalah perusahaan-perusahaan powerhouse di negeri ini.
Dan kemarin Rabu, 12 Desember 2012, kami berkesempatan menyaksikan pertunjukan perdana saat acara Soft Launching Treasureland Fire of Temple di Dunia Fantasi adalah pun berkat 4 lembar undangan yang diulurkan oleh EO besar yang bersahaja dan low low profile tersebut. :)
[caption id="attachment_221348" align="alignleft" width="300" caption="Undangan Treasureland Temple of Fire - Dufan"][/caption]
[caption id="attachment_221349" align="alignleft" width="300" caption="Wellcome Dancer "]
[/caption]
[caption id="attachment_221350" align="alignleft" width="300" caption="Makan siang gratis :)"]
[/caption]
Jika 2-3 tahunan lalu Anda pernah menonton stuntman show ( pertunjukan akrobat) bertema Police Academy di Pasar Seni Jaya Ancol, maka kurang lebih Treasureland Fire of Temple pun adalah pertunjukan serupa, dengan tema cerita berbeda, dan dengan tambahan kecanggihan tekhnologi berupa lighting, api, ledakan-ledakan dan CO2 yang lebih menawan. Lokasinya pun di Dunia Fantasi, unit unggulan dan kebanggan dari Ancol sendiri.
Treasureland Temple of Fire adalah atraksi menarik dan menegangkan dari para artis pemain akrobat yang didatangkan langsung dari beberapa negara yaitu Amerika, China, Jerman dan Brasil.
“Sampai 15 hari pertama memang pemainnya masih kita datangkan dari luar, sambil mempersiapkan pemain dari lokal. Sehingga selepas dari 2 minggu pertama, pemainnya adalah orang-orang kita sendiri” Demikian kurang lebih informasi dari Pak Budi Karya, Dirut Ancol menjelaskan. Deretan bangku yang kami duduki memang sebagiannya adalah dari kalangan media yang diundang untuk membantu publikasi wahana baru mereka.
Pertunjukan Treasureland Temple of Fire yang berdurasi 25 menit dan berlokasi di panggung semi terbuka Maksima – Dufan yang baru selesai pembangunannya, mengangkat kisah tentang seorang arkeolog yang sedang melakukan pencarian artefak di kuil kuno dengan melalui perjalanan yang penuh tantangan.
Selain menyuguhkan hiburan, Ancol sendiri mempunyai misi memberikan edukasi pada pungunjung, yang biasa disebut edutainment – edukasi dan entertainment.
Di wahana ini, anak-anak akan dikenalkan dengan profesi arkeolog yang keberadaannya kadang seperti terlupakan. Namun sejatinya, arkeolog adalah sebuah profesi yang memberi sumbangan sangat berarti dan berperan besar pada sebuah negeri. Bisa dibayangkan, tanpa arkeolog, situs-situs purbakala dan benda-benda peninggalan bersejarah semacam Borobudur dan Prambanan mungkin sudah tak bisa kita saksikan hari ini.
Wahana baru yang merupakan persembahan Ancol menyambut tahun baru 2013 ini akan dibuka untuk pengunjung Dunia Fantasi mulai Sabtu, 15 Desember 2012.
Treasureland Temple of Fire sebagai Inovasi
Sebagai pengamat, kami melihat bahwa apa yang dilakukan Taman Impian Jaya Ancol yang selalu mendatangkan atau menghadirkan wahana baru setiap 6 bulan sekali adalah sebuah inovasi yang memang wajib dilakukan.
PT. Taman Impian Jaya Ancol, kini menduduki peringkat ke 4 sedunia dalam hal perolehan pengunjung dalam satu tahun, setelah Disneyland Orlando, Disneyland California, Disneyland Tokyo, Jepang. Pengunjung Ancol mencapai lebih dari 15 juta setiap tahunnya.
Pencapaian itu ternyata belum menjadikan Ancol berpuas diri, karena target berikutnya adalah menjadikan Ancol sebagai kawasan wisata terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Menyimak inovasi Ancol, kita bisa sejenak menyimak analisa Prof Rhenald Kasali di buku POWERHOUSE atas kejayaan sebuah perusahaan yang akhirnya tua dimakan usia yaitu Marks & Spencer.
Tidak ada yang tak kenal Mark & Spencer (MS) tentunya. Karena jauh sebelum MS membangun jaringan penjualannya di sini, konsumen Indonesia yang suka berbelanja di Singapura tahu persis merk tersebut. Ia adalah peritel modern yang menyajikan gaya hidup trendy. Tokonya besar, menarik, dan selalu wangi.
Kekayaan MS sendiri konon melebihi kerajaan Inggris, dimana jumlah outletnya di tahun 1990 diyakini di atas jumlah yang dikoloni oleh kerajaan Inggris.
Selama lebih dari satu abad MS memiliki ketenaran yang sama dengan kerajaan Inggris. MS menjadi peritel paling menguntungkan selama lebih dari 50 tahun.
Namun setelah datangnya pelaku-pelaku usaha lokal yang sebagian datang tanpa pengalaman, lambat laun pendatang itu cukup cepat belajar. Dan akhirnya berhasil merebut hati para pelanggan, sehingga MS tampak menjadi tua, produk-produknya menjadi kurang diminati. Para eksekutifnya menyangkal telah terjadi penurunan. Dan semakin menyangkal, semakin cepat ditinggalkan. MS gagal melakukan transformasi. Produk-produk dan harga barangnya dipastikan tidak sesuai lagi dengan keinginan pasar.
Jadi inovasi yang dilakukan oleh Taman Impian Jaya Ancol dengan menghadirkan wahana-wahana baru yang terus dilakukan adalah sebuah keharusan, agar ia tidak hanya survive, tapi juga terus berupaya meraih pencapaian-pencapaian berikutnya yang antara lain adalah MENJADI KAWASAN WISATA TERLENGKAP DAN TERBESAR DI ASIA TENGGARA.
Pelajarannya adalah, siapa pun kita sebagai pelaku usaha, harus terus mengikuti perkembangan jaman, melakukan inovasi demi inovasi sehingga menghambat penuaan. Dimana penuaan itu ada 2 kategori yaitu, tua karena dimakan usia, dan tua karena semakin banyaknya yang lebih muda di sekitar kita. Dan salah satu modal utama adalah KEMAMPUAN BERINTROSPEKSI DIRI dari waktu ke waktu. Baru kemudian BELAJAR TANPA HENTI, dan TERUS BERBENAH DIRI.
Semoga oleh-oleh dari jalan-jalan kami ini bisa bermanfaat bagi Anda semua. Terutama juga bagi diri kami sendiri :):)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H