"Buruk wajah cermin dibelah" begitu kata pepatah orang bijak dahulu, sebuah sindiran untuk seseorang yang menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya sendiri. Kondisi itu yang saat ini sedang terbongkar dihadapan publik.
Pasangan petahana Jokowi-Maruf menuduh pasangan oposisi menggunakan jasa konsultan asing dan melancarkan propaganda ala Rusia. Namun sekarang jejak digital justru membuktikan pasangan petahana Jokowi-Maruf yang terbukti menggunakan konsultan politik asing dari Amerika Serikat.
Adalah Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik yang membongkar konsultan asing dibalik pemenangan Jokowi saat Pilpres 2014 silam. Tidak main-main konsultan asing yang digunakan Jokowi adalah konsultan kelas kakap di percaturan politik internasional.
Konsultan politik yang Jokowi gunakan terkanal ada dewa yang mampu memoles seseorang dalam memainkan modus pencitraan yang mampu menggaet suara secara signifikan. Bahkan New York Times pernah menulis orang tersebut bekerja layaknya invisible hand yang mampu menyihir kebenaran dan merekayasa opini yang dilancarkan untuk mempengaruhi konstituen.
Yaa nama konsultan asing itu adalah Stan Greenberg, sosok yang dianggap sebagai political guru karena begitu hebatnya dalam urusan dompleng-mendompleng suara. Tercatat banyak pemimpin dunia menggunakan jasa kepiawaian Stan Greenberg, Presiden Clinton, Presiden Nelson Mandela, Wakil Presiden Al Gore, Perdana Menteri Tony Blair, Senator A. John Kerry, Kanselir Jerman Gerhard Shroder, dan juga Presiden Joko Widodo.
Stan Greenberg bukanlah orang sembarang, dia adalah Doktor dalam bidang ilmu perpolitikan, juga menyandang nama alamater besar yaitu Universitas Harvard. Dia adalah seorang ahli strategi politik yang punya berbagai macam cara untuk menghimpun suara, termasuk strategi pencitraan dan penguasaan media untuk melejitkan popularitas paslon.
Jika kita meloleh ke belakang polesan tangan khas Stan Greenberg jelas terlihat dari strategi kampanye yang Jokowi jalankan. Blusukan, pencitraan dan kehebohan namanya pada headline media massa baik cetak dan elektronik adalah salah satu contohnya.
Tapi ada satu sidik jari Stan Grenberg yang tinggal pada kepemimpinan Jokowi saat ini, yang menjadi bukti rekam jejak korelasi Joko Widodo dan Stan Grenberg sebagai klien-konsultan, yaitu soal pendekatan ekonomi yang dibangun Jokowi gunakan saat ini dan suara kaum middle class yang menjadi basis terkuat suara Jokowi.
Mengapa itu menjadi pembuktian rekan jejak Stan Greenberg sebagai konsultan Jokowi? Jawabannya adalah buku yang yang Stan Greenberg tulis sendiri, It's the Middle Class, Stupid!
Dalam buku tersebut Stan Greenberg menjabarkan pikirannya bagaimana mengelola kelas menengah agar suara tak bising bagi pemerintahan yang berkuasa terkait isu ekonomi dan kebijakan politik dan bagaimana kelas tengah dapat dijadikan ladang untuk mendulang suara sebab mereka adalah populasi yang paling gemuk.
Bagi Greenberg kelas tengah adalah kaum yang baru mulai menikmati hasil dari pertumbuhan ekonomi dan baru mulai terbuka pikirannya melalui akses teknologi informasi dan komunikasi.