Lihat ke Halaman Asli

Dispen Kormar

“Tidak apa-apa untuk merayakan kesuksesan tapi lebih penting untuk memperhatikan pelajaran tentang kegagalan.”

Yonif-9 Marinir Menghijaukan Pesisir Pantai Teluk Ratai Lampung

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segenap prajurit Batalyon Infanteri-9 Marinir (Yonif-9 Mar) melaksanakan penanaman Mangrove di sepanjang Pantai Teluk Ratai, Lampung, Kemarin.

Kegiatan “Green Belt Program” tersebut dalam rangka mensukseskan program pemerintah dan Korps Marinir untuk pemberdayaan potensi wilayah pesisir.

Sesuai amanat Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem, Korps Marinir turut ambil bagian melalui program pelestarian hutan mangrove nasional sekaligus sebagai bagian dari tanggungjawab sosial Korps Marinir sebagai salah satu komponen sosial dan lingkungan hidup. Sebagai salah satu satuan pelaksana Korps Marinir di wilayah Teluk Ratai Yonif-9 Marinir melaksanakan “Green Belt Program” (program sabuk hijau) pesisir pantai Teluk Ratai Lampung melalui penanaman mangrove.

Adapun yang menjadi tujuan jangka panjang dari “Green Belt Program” ini yang pertama adalah mengembalikan fungsi hutan mangrove secara fisik sebagai penahan abriasi pantai, penahan intrusi (peresapan) air laut ke daratan, penahan badai dan angin yang bermuatan garam, menurunkan kandungan karbondioksida (CO2), penambat bahan-bahan pencemar (racun) diperairan pantai. Tujuan kedua adalah mengembalikan fungsi hutan bakau secara biologi sebagai tempat hidup biota laut untuk berlindung, mencari makan dan berkembangbiak, sebagai sumber makanan bagi spesies-spesies yang ada di sekitarnya serta tempat hidup berbagai satwa lain. Tujuan ketiga adalah mengembalikan fungsi hutan bakau secara ekonomi berupa tempat rekreasi dan pariwisata, penghasil beberapa jenis ikan-ikanan serta bahan baku obat-obatan dan kosmetik.

Secara spesifik dan mendesak “Green Belt Program” ini ditujukan untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami dimana pesisir selatan Provinsi Lampung secara geografis dan geologis berada dekat sekitar lebih kurang 66,1 km dengan pusaran gunung api Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda sehingga menuntut kesadaran bersama untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan dampak bencana alam. Selain itu terdapat beberapa bagian dari sarana transportasi berupa jalan disekitar Teluk Ratai yang berbatasan langsung dengan pantai yang sudah mulai abrasi oleh aktivitas air laut.

Pada kesempatan tersebut Danyonif-9 Marinir Letkol Marinir Datuk Sinaga menyampaikan bahwa “Green Belt Program” Yonif-9 Marinir menjadi salah satu implementasi tanggung jawab Korps Marinir sebagai bagian dari TNI AL yang memiliki tugas memberdayakan potensi wilayah pesisir dalam rangka menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara terus menerus bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat menuju tujuan bersama dan kesejahteraan bersama.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline