Lihat ke Halaman Asli

Chevyco Hendratantular

Sarjana Arkeologi, Pekerja Industri Kreatif

Jagat Sinema Bumilangit, Suguhan Cerita yang Akan Lebih Epik dari MCU

Diperbarui: 9 September 2019   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jagat Sinema Bumilangit (sumber: instagram.com/jokoanwar)

Siapa yang belum menonton film Gundala? Bagi yang belum menonton sepertinya film ini adalah tontonan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah berusia 13 tahun keatas. 

Anjuran saya ini bukanlah semata-mata propaganda untuk mencintai dan membeli produk-produk dalam negeri layaknya Maspion dengan iklan-iklannya di TV, namun film ini memang film yang akan menjadi sejarah dalam industri perfilman Indonesia. Film Gundala adalah film yang masuk ke dalam jajaran film tanah air dengan anggaran produksi termahal.

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Tahir Saleh dari CNBC Indonesia, Neil Ricardo Tobing, Direktur Visi Media Asia (VIVA) salah satu perusahan penyokong Jagat Sinema Bumilangit, film besutan sutradara Joko Anwar ini  setidaknya menghabiskan dana hingga 30 miliar lebih untuk biaya produksi filmnya. Sebuah angka yang bisa dibilang fantastis dimana rata-rata film Indonesia biasanya hanya menghabiskan setengah dari anggaran tersebut.

Dana memang menjadi salah satu patokan untuk menilai potensi kualitas dan keberhasilan sebuah film, tapi letak daya tarik film Gundala tersebut justru bukan hanya berasal dari dana yang digelontorkan dalam pembuatannya, namun dari penyajian filmnya dan epos cerita jagat sinema pada latarnya. 

Film Gundala bisa dikatakan sebagai terobosan yang baru dan segar dalam industri film tanah air. Di tengah keseragaman beberapa film Indonesia yang itu-itu saja, film Gundala hadir untuk menjadi sebuah suguhan baru yang benar-benar memanjakan mata, hati, dan pikiran penontonnya. 

Tidak hanya itu, film Gundala sebagai pembuka jagat sinema bumilangit bahkan bisa mengejar peluangnya sebagai penantang baru untuk mengguncang jagat-jagat raksasa sinema lain yang telah hadir lebih dahulu seperti Marvel dan DC. Tidak percaya?

Dua Rival Dalam Pakem Superhero di Layar Lebar Dunia

Memang bagi penikmat film, apalagi yang ber-genre sci-fi dan bertema superhero akan sangat akrab dengan film-film yang disuguhkan dua studio raksasa asal Amerika Serikat yaitu Marvel dan DC. 

Kehadiran dua studio besar ini berperan sebagai pelopor kehadiran film-film superhero di layar-layar lebar seluruh dunia, mereka seakan menetapkan pakem dari citra sebuah karakter Superhero yang diciptakan setelahnya dan yang diciptakan oleh negara-negara lain.

Dalam satu dekade belakangan ini, yakni dari tahun 2008 saat munculnya film Iron man - hingga film Spiderman: Far From Home yang yang rilis pada Juli 2019 lalu, Marvel Studios sukses membawakan Infinity Saga dalam formula penceritaan yang unik dan berbeda dari yang ada sebelumnya. 

Marvel memformulasikan teknik penceritaan dengan melakukan pembentukan sebuah jagat sinema (Cinematic Universe) yaitu sebuah dunia imajiner yang memungkinkan segala peristiwa yang diceritakan dapat terwujud. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline