Wajah Ahok pucat pasi ketika kasusnya diserahkan ke Kejaksaan Agung. Terlihat jelas raut ketakutan dan percaya dirinya jatuh ke titik terendah. Salah seorang konsultan pun menasehati partai pendukungnya agar membaut aksi tandingan yang mampu mengembalikan kepercayaan diri Ahok dalam menghadapi kasus penistaan agama. Lahirlah ide Parade Kita Indonesia (PKI).
Maksud hati ingin mengangkat kembali kepercayaan diri dan elektabilitas Ahok yang terjun bebas,Parade Kita Indonesia (PKI) yang didukung Partai Nasdem, Partai Golkar dan PPP (Djan) justru membuat blunder fatal. Bukannya menuai simpati, Parade Kita Indonesia (PKI) justru melahirkan beragam hujatan dan caci maki yang mengalir deras di dunia maya. Netizen ngamuk dan marah besar. Partai-partai pendukung Ahok tersebut dinilai telah melanggar banyak aturan terkait Car Free Day (CFD) yang telah ditandatangani oleh Ahok.
Akibat banyaknya pelanggaran, Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono berjanji akan segera melayangkan surat teguran tertulis kepada penyelenggara Parade Kita Indonesia (PKI). Menurut Soni, panitia penyelenggara telah melanggar komitmen dan dengan sengaja telah melanggar Pergub terkait CFD. Sanksi sosial telah dijatuhkan oleh masyarakat dengan banyaknya hujatan dan caci maki yang menjadi viral di sosial media. Sedangkan sanksi administrasi yang sedang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta berupa blacklist atau larangan berkegiatan di wilayah DKI Jakarta.
Selain Pemprov DKI Jakarta, Panwaslu DKI Jakarta juga bersiap melakukan investigasi dan akan menjatuhkan sanksi tegas bagi timses yang jika terbukti telah melanggar CFD sebagai ajang kampanye terselubung. Kapolda Metro Jaya mengatakan pihaknya belum bisa bertindak sebelum adanya rekomendasi dari Panwaslu terkait pelanggaran kampanye di area CFD.
Akibat pelanggaran-pelanggaran yang nyata dan menjadi viral di sosial media dalam penyelenggaran Parade Kita Indonesia (PKI) posisi Ahok semakin hancur. Ahok yang membuat Pergub larangan CFD untuk kegiatan politik justru dilanggar sendiri oleh Ahoker dan partai-partai pendukungnya.
Djarot yang selalu mengkritik kerusakan taman akibat aksi demo, kini taman-taman di wilayah Monas, Thamrin dan Sudirman hancur lebur terinjak-injak oleh pendukung Ahok-Djarot sendiri. Parahnya lagi para peserta Parade Kita Indonesia (PKI) selain membuang sampah sembarangan mereka juga kencing sembarangan yang semakin mencoreng Ahok-Djarot.
Selain dipenuhi oleh atribut partai-partai pendukung Ahok-Djarot, Parade Kita Indonesia (PKI) juga dibanjiri sampah yang berserakan.
Lengkap sudah pelanggaran Parade Kita Indonesia (PKI), merusak taman, menebar sampah yang berserakan, buang air sembarangan, unjuk gigi atribut parpol dan melakukan kampanye terselubung.
Pelanggaran semakin parah karena adanya pengerahan birokrasi, penggunaan bus trans jakarta, bus berplat merah dan aksi bagi-bagi duit.
Kisah Parade Kita Indonesia (PKI) semakin heroik dengan adanya “perkelahian” terbuka di Hotel Grand Hyatt antara Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Fayakhun dengan Ketua Angkatan Muda Parta Golkar, Fahd A Rafiq paska Parade Kita Indonesia (PKI) 412. Usai berkelahi di Hotel Grand Hyatt, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Fayakhun langsung melaporkan Fahd A Rafiq koleganya di Partai Golkar ke Polda Metro Jaya. “Perkelahian” tersebut disaksikan langsung oleh jajaran pimpinan Partai Golkar dan Nasdem yang sedang beristirahat usai orasi di Parade Kita Indonesia (PKI).
Jika sebelumnya, Ahok pernah menghujat Sandiaga Uno yang menggunakan CFD untuk ajang lari pagi, kini Ahok diam 1000 bahasa ketika CFD digunakan untuk kegiatan politik partai-partai pendukungnya. Ahok waras?