Lihat ke Halaman Asli

Dani Iskandar

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Negeri para Pemalas

Diperbarui: 21 Desember 2019   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan ucap seperti itu, tidak kah kamu lihat banyak pembangunan disana sini? Banyak aktivitas ekonomi disana sini? Oh ya jelas. Lalu siapa yang pemalas?

Sejatinya orang-orang saat ini jauh lebih malas dibanding manusia yang hidup masa lalu. Mungkin Anda bisa lihat dari guratan urat-urat yang menonjol di tangan, kaki dan wajah orang-orang tua kita masa lalu. Mereka berjuang keras memerdekakan negeri ini, membangun dan mengembangkan negeri ini.

Sementara kita saat ini hanya dengan satu klik, bisa pindah ke tempat lain, mengunjungi daerah lain, makanan dan barang langsung ke tempat kita. Demikian pula saya, kalau tidak dipaksa, males rasanya untuk menulis dan berbagi pengalaman dalam tulisan.

Orang sekarang bosenan. Baca judul, klik, baca 1-2 kalimat, gak menarik, tinggalkan. Hidup semu. Mau bikin video yang memudahkan orang untuk melihat, mendengar dan membaca, kalau videonya gak heboh, gak seru, gak gila, tidak bakal dilihat orang. Semua serba malas. Garing. Hampa.

Rajin Pangkal Pandai

Sepertinya pepatah, quote, kata-kata mutiara hanya sebatas slogan belaka. Semua Mager. Males Gerak. Kalau kita juga Pemalas lalu mengapa menuntut orang lain untuk Kerja Keras? Sedangkan kerjaan rutin sendiri saja terbengkalai eh dengan santuy nya kita menjelek-jelekkan orang lain gak bisa kerja, pemalas, kerjaannya gak beres.

Sesungguhnya karakter bangsa ini saat ini sama bos, Pemalas. Sedang urus diri sendiri saja tidak becus, tidak beres lalu kita nuntut orang lain harus begini begono. Perfek sekali kita? Sesungguhnya orang yang banyak menuntut orang lain harus, harus dan harus lebih ini itu sebenarnya dirinya lah yang jauh dari tuntutannya itu.

Tetapi orang yang rajin, tidak banyak menuntut. Mereka tahu apa yang harus dikerjakannya, tahu apa yang menjadi tanggung jawabnya, tahu kapan pekerjaan itu akan dikerjakan dan tahu kapan akan diselesaikannya. Benar lah pepatah itu mengatakan Rajin Pangkal Pandai, Rajin Menghafal pasti banyak ilmu yang didapat, rajin membaca pasti wawasan luas, rajin berkebun pasti panen bunga, buah, hasil bumi yang didapat, rajin bersih-bersih pasti sehat dan bugar yang diperoleh, rajin olahraga pasti stamina terjaga. Tapi kalau rajin santuy, hidup mager? Umpatan yang bisa dihasilkan, menyalahkan keadaan, dengki dengan kehidupan dan kesuksesan orang, jadi beban keluarga, pekerjaan terbengkalai dan sebagainya

Pemalas itu Bodoh

Mandi malas, makan malas, kerja malas, sekolah malas, bersih-bersih malas, jualan malas, silaturahmi malas, ibadah malas, lalu mau dapat uang banyak, kaya raya, terpandang kondang, sosialita, traveling keliling dunia. Hanya orang-orang yang mendapat Jackpot, Undian Super, amat sangat beruntung lah yang demikian. Adakah? Ya jelas ada.

Tapi yang namanya undian, jackpot, bonus kan hanya diberikan pada 1-2 orang saja di bumi ini. Lalu kita yang gak beruntung ini? Ya harus gerak, kerja, beraktivitas, berusaha agar tetap hidup dan berkembang. Sejarah kita sangat besar. Kita punya nenek moyang super kuat. Kerajaan-kerajaan masa lalu kita perkasa. Samuderai Pasai, Sriwijaya, Majapahit kekuasaannya luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline