Hanya 4 hari submit jurnal ilmiah? Benar sekali saudara-saudara. Kami yang datang dengan bekal nol alias minim pengalaman menulis di jurnal selain karya tulis seperti di skripsi dan tesis, di hari ke-4 mayoritas peserta dari 55 orang berhasil submit atau mengirimkan papernya ke jurnal-jurnal yang ada di penjuru negeri baik yang terakreditasi maupun tidak.
Ternyata apa yang selama ini sering kita anggap sebagai "momok", sulit, ribet, malesin, bete ternyata pikiran itu sirna setelah mengikuti Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) gelombang ke-2 yang diselenggarakan oleh Pusdiklat BPS dari tanggal 21-24 November 2018.
Tentu hal ini tak lepas dari kepiawaian sensei pengajar coach KTI handal yaitu Bapak Endan Suwandana PhD dan Ibu Anindita Sekar Dyahpuri SPsi MSR. Keduanya berhasil membuka pikiran para peserta diklat hingga akhirnya hampir semua berkata "segitu doang". Ya ternyata emang mudah menulis KTI itu.
Pada tulisan ini jangan berharap saya akan berbagi Tips & Trik menulis KTI, tetapi saya ingin berbagi kisah "penggemblengan" yang kami dapatkan selama disana. Artinya semua hasil sesuai dengan usaha yang dilakukan. Kalau kemarin CPNS banyak yang gak lulus passing grade perlu dipertanyakan, seberapa besar kemanjaan mereka, bukan upayanya ya, karena jelas, kalau upaya maksimal pasti yang lolos pun banyak.
Pemuda sekarang pada manja-manja, makan disuapin, belajar harus ditemenin, sayang memori otaknya banyak tak terpakai alias kosong. Ujian PNS bawa jimat, nyogok jadi jalan pintas dsb. Padahal kalau saja mau concern, peduli untuk keuntungan, kemajuan dan keberhasilan diri sendiri, pastilah hasil maksimal yang didapat. Kami, yang notabene di hari pertama mulai dari 0 (nol), gak tau mau nulis apa, ternyata hampir semua submit di hari penutupan diklat.
Diklat Sersan
Day 1, hari pertama diklat dibuka dengan sebuah pengantar presentasi yang hanya lebih kurang 1 jam saja, ya 1 jam. Emang diklat ini sersan, serius tapi santai. Setelah pengantar tersebut, seharian kami hanya mencari data, memelototinya, mengubah tampilan grafiknya untuk mencari apa yang menarik dari data yang mau dibedah itu.
Seharian gitu doang, iya. Kami di ruangan yang serba kaku itu, duduk berkelompok 6 orang, berpakaian putih hitam berdasi, mengutak atik laptop yang dibawa. Hari pertama usai, lelah? Kalau yang sudah tau datanya mau diapain ya tidak masalah, tapi buat saya, kepala ini masih berkecamuk, ini hubungannya kemana ya, mau cerita apa ya dari data ini, kira-kira nanti mau pakai alat statistik apa ya?
Bangun pagi di hari kedua, masuk kelas, pengajar kami masih memaparkan bahan tayangan yang minim halaman hanya sekitaran 1 jam, tapi kali ini sudah mengarah pada penulisan, bagaimana membuat hasil, berangkat dari hasil kemudian kesimpulannya apa, lalu metodologi, pendahuluan, abstrak dan judul. Dah gitu aja. Dan kita pun dibiarkan asyik berimajinasi dengan tulisan masing-masing berdasarkan data yang dimiliki di hari pertama. Mulai deh kreativitas muncul begitu saja. Baru hari kedua lho. Kelas yang hangat, interaksi yang cair, coach yang fun sangat mendukung suasana penulisan KTI ini. Saya sendiri sudah putar haluan, yang tadinya mau membahas impor di hari pertama, setelah membaca referensi-referensi yang ada, menghubungkannya dengan inflasi di hari kedua.
Menulis Asyik
Suasana mulai memanas di hari ketiga, banyak dari peserta diklat mulai mengirimkan tulisannya ke pengajar untuk di koreksi. Mulai dari logika berpikirnya, alur dan susunannya hingga pemakaian kata-kata yang tepat dan menarik untuk bisa diterbitkan. Hari ketiga pun kami mulai diarahkan untuk menembus jurnal yang tersedia di dunia maya ini. Sungguh luar biasa banyaknya dan semua online. Baik yang berbayar maupun yang gratis sama sekali. Dari jenis yang terakreditasi maupun tidak terakreditasi dari dalam dan luar negeri. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami, para peserta dari seluruh penjuru negeri, dari sabang sampai merauke, yang bisa mengikuti kelas tersebut. Alhamdulillah.