Luuaaaarrr bbbyyyaaaasssaaahh..
Itu kata-kata yang bisa diungkapkan melihat perilaku belanja masyarakat Indonesia pada hari ini Minggu, 11 November 2018. Setelah tadi malam, sebuah toko online menyita mata jutaan pemirsa dengan acara promosinya di beberapa stasiun televisi secara serentak, toko ini berhasil mengajak penonton untuk mengikuti kuis dan berbelanja di toko onlinenya. Hari ini, digelar secara serentak oleh beberapa toko online acara belanja diskon, setelah beberapa waktu sebelumnya toko-toko online ini mengajak pembeli untuk merayakan apa yang mereka sebut dengan Harbolnas, Hari Belanja Online Nasional, aya aya wae hehe. Tetapi bukan lah suatu hal yang sia-sia, tren belanja online masyarakat Indonesia meningkat tajam. Terbukti jam 6 pagi tadi, iseng-iseng saya cek Shopee, sebuah Toko Online berhasil menjual 600 ribuan produk, itu baru lepas subuh, itu baru 1 toko online, belum lagi toko-toko online lainnya yang ikut berpartisipasi di acara 11-11 hari ini, hebat sekali semangat belanja "sale" nya bangsa kita hehe.
Tren Belanja Online
Sungguh sangat luar biasa melihat fenomena belanja online orang Indonesia saat ini, terbukti dari gelaran acara 11-11 hari ini, mulai dari bibit bunga anggrek sampai dengan smartphone ada dijual, mulai dari salak pondoh kiloan sampai dengan laptop diskon banyak yang beli, yang lebih mencengangkan, mulai dari bedak wanita hingga panci 5in1, laris terjual 200-300 unit dalam waktu 5 menitan saja, sungguh sangat luar biasa. Tentu hal ini menunjukkan kondisi ekonomi bangsa ini yang cukup positif. Gairah belanja online tentu saja akan meningkatkan produksi dari industri yang ada serta berakibat pada meningkatnya jasa ekspedisi pengiriman barang yang terjual. Hal ini tentu sangat baik ke depannya.
Terlepas dari kualitas produk yang dibeli. Hal ini menunjukkan bahwa tren belanja online di Indonesia meningkat pesat. 10 tahun yang lalu masyarakat masih anti dengan yang namanya belanja online. Masyarakat masih belum terbiasa membeli barang tanpa melihat wujudnya, atau mungkin mencobanya. Namun 5 tahun belakangan ini, seiring dengan meningkatnya kualitas barang, meningkatnya kepercayaan pembeli terhadap penjual, menurunnya moral hazard penjual, meningkatnya layanan penjual dengan menerima komplain dan penukaran barang oleh pembeli ketika barang yang dibeli tidak sesuai yang diharapkan, perdagangan melalui aplikasi online pun meningkat.
Mengingat praktisnya transaksi yang dilakukan dan begitu banyaknya barang yang ditawarkan, membuat masyarakat tidak perlu repot-repot lagi untuk belanja keluar rumah. Harus bermacet-macetan di jalan, sulitnya mencari tempat parkir, mengantri di kasir, atau pusing memilih barang yang dicari.
Dengan online kini semua ada, semua bisa. Tengah malam mau beli token listrik bisa, anak butuh pianika tinggal klik, kakek perlu tongkat tak perlu lagi keliling kota mencari toko yang jual tongkat, tinggal ketik "kata kunci", muncul semua barang yang dicari, hanya hitungan detik. Pembayaran yang ditawarkan pun semakin beragam mulai dari setor tunai, menggunakan transfer atm, kartu kredit, bayar di mini market sampai dengan bayar di tempat, barang yang dipesan tiba baru dibayar, sungguh luar biasa pelayanannya.
Begitu juga dengan model pengirimannya, mau yang langsung dikirim via ojek online atau dengan ekspedisi yang bisa dipilih oleh pembeli, mau cepat sampai atau yang beberapa hari sampai tentu saja dengan ongkos kirim yang lebih murah, dan seringkali promosi dari toko online adalah dengan menanggung ongkos kirim barang yang dibeli sehingga pembeli hanya membayar harga barang tersebut.
Penyempurnaan Transaksi Online
"Kejujuran". Inilah kata kunci dari transaksi online di masa yang akan datang. Melihat sebuah tayangan di televisi, saat ini sudah ada 3 supermarket yang benar-benar tanpa kasir, di Amerika milik Amazon, dua lainnya di Cina dan Singapura. Ketika memasuki supermarket tersebut, pembeli tinggal memilih, mengambil barang yang diinginkannya. Kemudian barang tersebut di scan di smartphone atau scanner di supermarket tersebut dan melalui aplikasi yang terpasang di smartphone, saldo atau uang digital pembeli akan terpotong. Kemudian akses keluar masuk supermarket dilakukan melalui scan smartphone di pintu keluar masuk supermarket tersebut.
Adalagi di sebuah stasiun kereta di luar negeri, penjualan barang dilakukan hanya dengan memajang iklan foto-foto barang yang dijual di tembok-tembok atau tiang yang ada di stasiun kemudian pembeli hanya menscan barcode yang tersedia, saldo pembeli terpotong dan barang yang ditawarkan pun langsung dikirim ke alamat pembeli. Sebegitu mudahnya transaksi online di masa yang akan datang.