Lihat ke Halaman Asli

Disa Nur Agnia Salsabilla

Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia - Universitas Pendidikan Indonesia

Jatuh Bangun Perkembangan Pendidikan Yang Berkelanjutan

Diperbarui: 21 Februari 2024   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pribadi. Kegiatan Presentasi Peserta Didik

Pendidik adalah pilihan, dan menjadi pendidik adalah sebuah kesadaran dari diri sendiri untuk terus belajar secara mandiri demi mencapai tujuan manusia yang merdeka. Definisi manusia yang merdeka menurut Ki Hajar Dewantara adalah manusia yang bisa bersandar pada kekuatan lahir dan batin sendiri tanpa bergantung pada orang lain.Pendidik itu harus mampu menuntun kekuatan dan kodrat seorang anak untuk senantiasa tumbuh dan memperbaiki lakunya.

Peserta didik diciptakan sebagai seorang manusia yang hidup dan tumbuh, dan tugas pendidik adalah menuntun dan mengarahkan segala upaya perkembangan, pikiran, jasmani, dan perilakunya. Pendidikan pikiran seorang peserta didik harus dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya, dan selebar-lebarnya untuk mewujudkan kehidupan lahir batin yang sebaik-baiknya.

Dari beberapa pemaparan di atas, maka dapat dipetik nilai bahwa pegajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin. Sedangkan pendidikan adalah tempat menabur benih kebudayaan yang ada dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya peradaban bagi bangsa yang akan datang.

Ketidaksesuaian dalam proses pengajaran di dunia pendidikan merupakan salah satu akar keberpihakan saya terhadap peserta didik. Sebagai seorang calon guru, pemberian dedikasi yang lebih berinovasi dan membersamai proses perkembangan zaman dan teknologi yang terjadi di lingkungan peserta didik merupakan salah satu hal utama yang perlu direalisasikan. Perkembangan teknologi mendorong anak untuk bisa mencari lebih banyak ilmu dan pengetahuan yang lebih luas secara mandiri, lantas sebagai apa peran guru di era seperti sekarang ini? Hal ini menjadi salah satu poin penting yang dapat dijadikan penggerak setiap calon guru muda di Indonesia. Menjadi rumah kedua, penuntun jalan, pendorong kodrat dan kemampuan, serta menjadi bagian dari proses anak dalam meraih impian adalah peran sekaligus wujud keberpihakan seorang guru pada peserta didik di masa kini.

Ketidaktercapaian pendidikan yang merdeka di Indonesia diakibatkan oleh berbagai faktor, baik dari sistem internal pendidikan maupun latar belakang peserta didik. Maka dari itu, perlu diadakan sebuah sosialisasi mengenai landasan diselenggarakannya pendidikan bagi anak kepada semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan. Yang paling utama harus diperhatikan adalah diperlukannya pembenahan terhadap sistem pendidikan dan sistem penilaian peserta didik yang lebih relavan sesuai dengan landasan pendidikan yang senantiasa dicita-citakan, agar setiap anak dapat mencapai kodratnya sebagai seorang manusia, dan terealisasikannya pendidikan yang merdeka.

Jika pada saat sebelum kemerdekaan, masyarakat berusaha keras untuk mengenyam jenjang pendidikan yang sangat terbatas demi memperoleh manfaat ilmu pengetahuan di berbagai bidang, meningkatkan kualitas hidup, dan demi mencapai kesejahteraan umat manusia. Maka kondisi pendidikan setelah kemerdekaan, daya tarik masyarakat terhadap dunia pendidikan cenderung menurun, bahkan memutuskan untuk berhenti bersekolah karena merasa terlalu banyak tuntutan yang membelenggu dan tidak memerdekakan kodratnya sebagai seorang anak yang memiliki kemampuan sebagai individu.

Model kurikulum merdeka belajar yang sedang dipelajari di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan kemerdekaan dalam belajar yang diharapkan. Pasalnya, pernyataan "peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai semua materi karena tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik" masih tidak sesuai dengan tuntutan sistem penilaian yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada belenggu yang mengharuskan peserta didik memenuhi standar dan ekspektasi yang telah ditetapkan orang tua terhadap peserta didik.

Selain tujuan untuk lebih memerdekakan peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dan ilmu pengetahuan, diperlukan model pendidikan berbasis kecerdasan majemuk juga diharapkan dapat lebih membuka pemikiran orang tua peserta didik dalam berekspektasi. Model pendidikan ini diharapkan bisa lebih merealisasikan tujuan dan hakikat pendidikan secara lebih menyeluruh, dan lebih merealisasikan perwujudan anak mencapai kodratnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline