Lihat ke Halaman Asli

Tribun Bisu

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1406344994575594802

Tribun Bisu

Saban menelaah pepatah, hendak kuberkata...
Saban mendengar, hendak kuberteriak...
Saban mengenang, hendak kumenindak...
Lepas...semuanya terlepas dalam diamnya suasana.
kian hari-kian tergerus oleh kelahiran sebuah semangat.
Pernah sekali saja berkehendak namun harus menepi
Apa yang seharusnya MENJADI berubah DIHILANGKAN.
Terang saja raga merana mengubur jiwa tersiksa diatas penglihatan.
Seandainya.......
Seandainya ada jalan menuju keruang kebohongan dan kebodohan, mungkin
Tidak seorangpun menginginkannya.
Petaka keretakan seakan-akan mengobrak-abrik setumpuk apel merah segar diatas bakul bambu.
Nelangsa penyair tiada orang yang tahu, perkara kesenangan tetangga siapa sangka akan berakar.
Berlumur kekosongan dan keluguan yang menggunung.
Kemarilah...

Lepaskan...

Lepaskan...

Lepaskan...

Genggamlah jemariku dengan erat, janganlah melepaskannya.

Mungkin...

Mungkin...

Mungkin ini adalah bukti KEHADIRANmu di dunia yang penuh fatamorgana.

Menggelitik, menjijikkan, memuakkan, menyusahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline