Lihat ke Halaman Asli

Nadira Aliya

Menulis untuk tetap menghidupkan pikiran

Recovery dengan Amalan Ramadan untuk Wanita Pekerja

Diperbarui: 6 April 2022   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: unsplash.com

Dua tahun terakhir, barangkali bukan saya yang merasakan bahwa banyak penyesuaian yang perlu dilakukan untuk menjalankan ibadah. Ibadah salat malam di rumah saja, tidak banyak undangan berbuka puasa bersama, dan bahkan salat Idul Fitri pun pernah hanya dari rumah saja. Belum lagi cuti bersama di minggu sekitar hari Raya yang dihilangkan. Dua kali Ramadan yang agak berat. Untuk saya pribadi, Ramadan tahun ini seperti angin segar untuk recovery dari beratnya pandemi. 

Ramadan kali ini, keinginan saya sederhana: mengerjakan amalan-amalan sesuai kemampuan saya, namun tentu berusaha lebih baik dari hari biasa, sehingga mendapatkan ketenangan jiwa, sesuatu yang rasanya begitu langka akhir-akhir ini. Recovery berarti pemulihan, pemulihan diri baik fisik dan secara emosi. 

Seperti layaknya obat yang diperlukan untuk memulihkan diri ketika sakit, ibadah-ibadah Ramadan diperlukan umat Muslim untuk memulihkan dari ingar-bingar duniawi setahun belakangan. Setiap usia punya tantangannya sendiri-sendiri. Contohnya saya yang masuk ke usia produktif bekerja, diperlukan keahlian manajemen waktu dan manajemen energi untuk tetap fit menjalankan amalan Ramadan, tanpa melalaikan pekerjaan yang memberikan berkah sehari-hari. Barangkali beberapa tips berikut dapat membantu Anda yang juga senasib dengan saya:

1. Maksimalkan Niat dan Waktu Mengerjakan Amalan 

Tilawah Quran bisa dibilang sebagai satu jenis ibadah yang populer untuk amalan Ramadan, mengingat Nuzulul Quran (turunnya ayat suci Al-Quran) juga terjadi di bulan Ramadan. Salat malam juga termasuk amalan yang utama pada bulan Ramadan, mengingat ada Malam Lailatul Qadar yang diidam-idamkan semua Muslim. 

Tapi, oh tapi! Di siang hari Ramadan, pekerjaan seperti terus muncul. Rapat demi rapat meminta atensi. Beranjak sore, pulang bekerja lalu kita sibuk untuk mencari buka puasa. Betapa sibuknya dan betapa sedikit rasanya waktu yang tersisa untuk beribadah. 

Mau tau kuncinya agar walaupun tetap banyak kegiatan, namun porsi amalan juga bertambah? sederhana, dengan kekuatan niat

Seseorang bisa saja bekerja dengan tujuan hanya menjalankan tanggung jawabnya di perusahaan. Tapi akan sangat berbeda jika niat bekerja adalah untuk menjalankan amalan Ramadan. Dengan bekerja yang diniatkan untuk ibadah, pekerjaan akan lebih fokus, karena saat bekerja, kita tidak lagi memikirkan kapan waktunya bisa beribadah, sebab ya... kita sedang beribadah dengan pekerjaan itu sendiri. 

2. Minimalkan Porsi Memasak Sahur dan Menyiapkan Berbuka

Buat pekerja merangkap ibu rumah tangga yang juga mengurus suami, salah satu hal yang memakan banyak waktu di kala Ramadan adalah memasak untuk sahur dan berbuka puasa. Hal ini sebetulnya bisa dimanfaatkan dengan meminimalkan waktu memasak, dengan tidak mengesampingkan gizi selama bulan Ramadan. 

Caranya? Memasak besar di satu hari untuk beberapa hari ke depan. Misalnya, masak di hari Sabtu dan hari Minggu. Betul-betul kerasa deh Bun, banyaknya waktu yang bisa dihemat. Misalnya, ungkep satu ekor ayam, masukkan kulkas untuk lauk sahur atau berbuka puasa seminggu ke depan. Lumuri ikan dengan bumbu ikan dan simpan di kulkas, sehingga tinggal menggoreng ketika dibutuhkan. 

Sumber: unsplash.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline