Memasuki hari-hari terakhir Ramadan, ada perasaan bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk kembali mencicipi Ramadan tahun ini. Namun di sisi lain, ada juga perasaan sedih karena beberapa waktu lagi, Ramadan akan segera berlalu. Bulan yang istimewa ini kemudian meninggalkan jejak-jejak rindu yang hanya bisa ditunggu hingga tahun depan.
Ada hal-hal yang memang cuma bisa kita temukan di bulan Ramadan, sementara memasuki bulan Syawal hingga Sya'ban, tak ada lagi ciri khas Ramadan ini. Buat saya sendiri yang tinggal di daerah urban, paling tidak 10 hal inilah yang paling bikin hati selalu merindu Ramadan:
1. Buah Timun Suri
Entah di daerah lain ada atau tidak, namun di kota saya, salah satu penanda bulan Ramadan adalah mulai bermunculannya pedagang buah timun suri. Di bulan-bulan lain, bisa dibilang amat sangat langka buah ini.
Ayah saya paling suka menyantap buah timun suri ketika sahur. Ia percaya jika menyantap buah dengan tekstur lembut ini akan membuat puasa tak haus seharian. Buah dengan warna kuning cerah berbentuk lonjong ini siap disantap jika sudah menunjukkan tanda-tanda merekah, yakni ada retakan di bagian kulitnya.
Menyantapnya pun sederhana sekali, tinggal ditambahkan sedikit sirup dan air, juga es jika mau, timun suri sudah dapat dinikmati sebagai hidangan khas Ramadan.
2. Pulang Kerja Lebih Cepat
Selama bulan Ramadan, biasanya waktu kerja juga dipersingkat. Jika biasanya para pekerja baru bisa beranjak pulang dari kantor dari pukul 17.00 sore, maka di bulan Ramadan jam kerja biasa dipersingkat hingga pukul 15.00 atau 16.00.
Tentu saja hal ini hanya ada di bulan puasa. Di bulan lain? Jangan harap, yang ada malah lembur seharian hingga larut malam. Waktu kerja yang lebih singkat ini juga menjadi salah satu hal yang paling ngangenin dan cuma ada saat Ramadan.
3. Silaturahim Lebih Mudah
Coba hitung sudah berapa banyak Anda mengikuti buka bersama selama Ramadan ini. Sudah bertemu dengan teman-teman SD? Sudah bersua dengan teman SMP? Bagaimana dengan teman SMA? Teman bimbel? Teman komunitas?
Entah mengapa, saat Ramadan, semua orang seperti lebih mudah untuk diajak berkumpul dibandingkan di bulan-bulan lainnya. Di luar Ramadan, jangan harap bisa kejadian juga. Bahkan mungkin ketika ada teman yang mengajak kumpul di grup, yang lain hanya membaca dan tak memberikan respon.
4. Momen Berkumpul Bersama Keluarga
Di bulan Ramadan, anak-anak yang tinggal di perantauan juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Entah itu hanya di awal Ramadan, atau bahkan di akhir Ramadan sebelum hari Raya Idul Fitri.
Tentu tak mudah hidup di perantauan. Jauhnya rumah dan mahalnya biaya transportasi, serta keterbatasan waktu membuat anak rantau jarang pulang dan berkumpul dengan keluarga. Namun di bulan Ramadan, kesempatan itu dibuka lebar-lebar.