Lihat ke Halaman Asli

Rediva Ananda Putri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPNVJ

Skandal Dr. Richard Lee: Kenapa Bisa Viral? Ini Dia Kaitan Kognisi Sosial di Balik Hebohnya!

Diperbarui: 16 Desember 2024   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Dr. Richard Lee (Sumber: Instagram @dr.richard_lee)

Dr. Richard Lee: Dari Figur Publik ke Pusat Kontroversi
Siapa yang tidak kenal dengan Dr. Richard Lee? Seorang influencer sekaligus dokter yang awalnya dianggap sebagai pahlawan bagi banyak orang. Dengan gaya bicaranya yang meyakinkan, penuh empati, dan keahlian yang tampak nyata, ia membangun citra sebagai dokter terpercaya di media sosial. Ia dikenal berani membongkar praktik-praktik yang tidak sehat dalam industri kecantikan, seperti produk abal-abal yang  mengandung bahan berbahaya. Tidak sedikit orang yang merasa terbantu oleh ulasannya, termasuk mereka yang akhirnya menemukan perawatan skincare yang benar dan aman berkat rekomendasi darinya. Hal ini menyebabkan popularitasnya melesat dengan citra yang baik.

Namun, perjalanan karier Dr. Richard Lee tidak berjalan mulus seperti yang terlihat. Kepercayaan yang ia bangun selama bertahun-tahun mulai retak ketika sebuah skandal besar mencuat ke permukaan. Reputasi yang selama ini ia nikmati kini berada di ujung tanduk, setelah tudingan tentang ijazah palsu dan kontroversi seputar produk skincare miliknya ramai diperbincangkan. Skandal ini tidak hanya mengguncang dunia kecantikan, tetapi juga mengundang diskusi luas di berbagai platform media sosial, terutama TikTok, tempat namanya kerap disebut-sebut.

Awal Kisah dan Kepercayaan yang Terbangun

Dr. Richard, seorang praktisi yang pandai menggunakan media sosial, telah membangun reputasi sebagai spesialis perawatan kulit. Ia berhasil menarik jutaan pengikut melalui konten edukatifnya, seperti saran perawatan kulit harian, penjelasan tentang bahan aktif skincare, dan cara menyelesaikan masalah kulit tertentu. Selain itu, ia menggunakan platformnya untuk mempromosikan produk perawatan kulit yang dianggap sebagai inovasi dermatologi terkini, memberikan kesan bahwa ia menjaga kesehatan kulit mereka dengan aman. 

Audiens lebih mempercayai Dr. Richard karena gaya komunikasinya yang ramah dan informatif. Karena pengetahuan yang ia bagikan, banyak pengikutnya yang sekarang lebih percaya diri dalam merawat kulit mereka. Dr. Richard disebut sebagai “guru perawatan kulit” oleh banyak orang karena ia memiliki kemampuan untuk menggabungkan kebutuhan masyarakat umum dengan dunia medis.

Namun, citra ini mulai rusak ketika skandal serius yang menghebohkan publik muncul, yaitu skandal penggunaan ijazah palsu dan promosi produk abal-abal. Skandal ini memicu kekecewaan dan amarah di kalangan pengikutnya, terutama mereka yang percaya padanya. Beberapa mantan pengikutnya bahkan menyatakan bahwa mereka merasa tertipu karena produk yang dipromosikan tidak sesuai dengan apa yang dikatakan; beberapa bahkan melaporkan efek samping yang merugikan.

Dr. Richard Lee dengan produknya yang ia jual yang katanya abal-abal (Sumber: TikTok @drrichardlee)

Apakah semua konten edukasi dan promosi yang Dr. Richard lakukan selama ini hanyalah trik untuk mendapatkan keuntungan? Pengikutnya mulai mempertanyakan kredibilitasnya, dan pihak yang dirugikan mulai mengumpulkan bukti untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Sekarang ini nama Dr. Richard yang dulunya dielu-elukan, menjadi perbincangan hangat, tidak lagi sebagai seorang pakar, tetapi sebagai contoh buruk penyalahgunaan kepercayaan di era digital.

Belajar Teori Kognisi Sosial dibalik Kasus Dr. Richard Lee

Kasus viralnya skandal Dr. Richard Lee sangat berkaitan dengan sebuah teori psikologi dari Albert Bandura, yaitu kognisi sosial. Teori ini adalah teori yang menjelaskan bagaimana pembelajaran bisa terjadi melalui pengamatan, interaksi sosial, dan keyakinan diri seseorang.  Jadi dalam teori ini ada tiga elemen utama yang bisa membantu kita untuk membahas bagaimana Dr. Richard yang awalnya dianggap pahlawan ahli kecantikan menjadi hujatan bagi pengikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline