Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Hudori

Mahasiswa pascasarjana di Universitas Sebelelas Maret Surakarta (UNS)

Kunjungan Raja Salman, Angin Lalu atau Obat Pelipur Lara

Diperbarui: 9 Maret 2017   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1 Maret 2017, Kunjungan kenegaran atau tamu negara dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saudi bersama rombongan yang mendarat di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma sekitar pukul 13.00 WIB, disambut oleh Presiden Joko Widodo, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan sejumlah anggota kabinet.

Kunjungan Raja Salaman dalam rangka kunjungannya ke negara – negara asia. Sebelum mengunjungi tanah air Raja Salman beserta rombongan terlebih dahulu berkunjung ke negara tetangga yakni Malaysia.

Kunjungan kenegaraan dari Raja Arab tersebut harus bisa di manfaatkan oleh pemerintah Indonesia sebagai ajang untuk semakin mempererat kerja sama antar kedua belah pihak khususnya Indonesia agar dapat berkembang diberbagai aspek kehidupan yang menjadi fokus kerja sama kedua belah pihak.

Aspek atau bidang yang dapat menjadi fokus kerja sama yakni Haji, TKI, Ekonomi, Pertambangan, pertahanan dan keamanan serta masalah terorisme.

Dibidang haji, sebagai negara dengan mayoritas umat muslim terbesar di dunia Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang berangkat haji ke tanah suci dengan jumlah terbanyak. Tentunya hal tersebut harus dibarengi dengan pelayanan yang memuaskan, kemananan yang terjamin serta keselamatannya pun tak kalah penting. Hal tersbut haruslah di tingkatkan untuk kenyamanan para calon haji dalam menunaikan ibadah haji. Mulai dengan penginapan, makanan, kesehatan, keamanan, kenyamanan serta keselamatannya yang terjamin oleh pemerintah Arab Saudi.

Dalam aspek Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang notabenenya negara Arab Saudi juga merupakan salah satu tujuan terbanyak masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Namun sayangnya sampai waktu ini masih banyak terjadi kasus kekerasan, pemerkosaan, tidak mendapatkan upah dan masih banyak lagi kasus – kasus lain yang menimpa tenaga kerja kita disana yang kita dapati beritanya di media – media elektronik khususnya televise (TV). Hal tersebut haruslah menjadi perhatian penting pemerintah agar kasus – kasus serupa tidak terulang lagi ke pada tenaga kerja Indonesia lainnya yang mengadu nasib di negara Arab sana.

Dalam dunia ekonomi, Indonesia harus belajar banyak pada Arab Saudi yang sudah menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat yang didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang lebih unggul dibanding dengan negara kita. Hal demikian dirasa sangat perlu untuk negara kita melihat perkembangan dan pembangunan yang sedang digencarkan oleh pemerintahan kita khususnya dibidang ekonomi dengan system yang diusung oleh presiden kita yakni Ekonomi Kreatif.

Dalam dunia pertambangan, kia ketahui Arab Saudi merupak salah satu negara dengan penghasil minyak terbesar didunia. Hal ini membuat negara tersebut sebagai salah satu negara pengekspor minyak terbesar didunia. Yang perlu dipelajari oleh negara kita adalah bagaimana cara mengelola sendiri hasil tambangan kita untuk kemudian bisa diperjual belikan hasilnya bukan mentahnya yang kita jual yang akhirnya berimbas pada income yang tak sesuai harapan atau bahkan mungkin memberikan instansi asing untuk mengolah bahkan menguasai tambang tersebut.

Dan yang terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah dibidang pertahanan dan keamanan untuk mencegah laju pertumbuhan dan perkembangan terorisme di dunia internasional yang sudah memiliki jaringan yang luas yang sangat berbahaya untuk keselamatan masyarakat dunia kedepannya apabila tidak diminimalisir laju pertumbungan dan perkembangannya supaya keamanan dan ketentraman masyarakat dunia tidak teracam serta citra Islam yang dipandang radikal sebab terorisme yang kebanyakan darinya beragama muslim. Lantas hal tersebut tak membuat kita patah semangat yang.

Agar tamu negara yang sudah dirindukan kedatangannya hampir setengah abad lamanya, sebab terakhirnya Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia adalah 47 tahun yang lalu dikala pemerinthan Presiden Indonesia pertama yakni Ir. Soekarno supaya kedatanganya bukan hanya sekedar angin berlalu yang seolah – olah sebagai penyejuk dikala teriknya matahar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline