"Saya ingin membawa nama harum provinsi saya di mata masyarakat luas.." Dengan semangat kalimat tersebut terlontar dari seorang wanita yang saat ini menjabat sebagai Puteri Indonesia Kalimantan Barat 2010. Tidak semudah membalikan telapak tangan, perjuangan untuk mecapai keinginan tersebut ia lakukan walau banyak rintangan yang dihadapi.
Bulan Januari lalu tepatnya tanggal 13 January, usianya baru genap 20 tahun. Di usia belia tersebut, putri dari pasangan A. Wardana Hadi dan H. Viktoria Astuti ini sudah memiliki prestasi yang jarang dimiliki oleh orang lain. Tidak hanya dibanggakan oleh keluarganya, bahkan satu provinsi sudah mengenal kecantikan dan kecerdasannya.
Perempuan kelahiran Sintang, Kalimantan Barat ini mempunyai nama Benedikta Thia dan akrab dipanggil dengan nama Thia. Ia mengawali prestasinya dengan menjadi Paskibraka pada tahun 2006. Tidak semua orang bisa mendapatkan prestasi tersebut. Selain penilaian fisik, menjadi seorang paskibraka harus mempunyai nilai yang mencukupi untuk dapat dibanggakan.
Prestasi tersebut memang tidak main-main bagi seorang pecinta dunia fotografi. Menambah percaya diri adalah salah satu efek dari berhasilnya menjadi Paskibraka. Tetapi tidak cukup sampai di situ, ia berusaha untuk mencari hal yang berbeda yang tentunya dapat menjadi kebanggaan dirinya.
Hingga pada tahun 2010, Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini sudah mulai berpikir untuk melakukan kegitan yang tidak hanya berguna bagi dirinya tetapi bagi seluruh masyarakat khususnya provinsinya.
"Karena sebagai puteri daerah, saya ingin membawa nama harum provinsi saya (Kalimantan Barat) di mata masyarakat luas, menunjukkan segala kearifan lokal yang dimilki, kekayaan budaya, adat tradisi & kesenian tradisional yang ada". Ungkapnya dengan semangat.
Berangkat dari keinginan tersebut lah, wanita yang sedang menjalani kuliah semester empat jurusan Komunikasi Jurnalistik ini membulatkan tekad untuk mendaftar di ajang beauty pageant merebutkan gelar Puteri Indonesia Kalimantan Barat 2010.
Meski sebelumnya ia belum pernah mengikuti kontes apapun yang sifatnya mengutamakan kecerdasan, kecantikan fisik & kepribadian, tetapi ia berusaha untuk mengenyahkan semua rasa malu dan mindernya sejauh mungkin serta berusaha menanamkan kuat sikap optimis dalam dirinya.
"Semua itu saya lakukan demi keinginan saya bisa membawa nama harum Kal Bar mengingat juga, selama ini tidak banyak putera-puteri daerah asli yang bisa membawa nama KalBar ke level nasional." Ungkap Thia
Ternyta, tidak semudah yang dibayangkannya. Mengikuti kontes tersebut selain mempunyai banyak pesaing dari daerah lain, hambatan demi hambatan pun juga turut dialami oleh wanita berambut hitam panjang ini. Mulai dari harus membagi waktu antar persiapan untuk mengikuti kontes ini yang diawali dengan pemilihan Puteri Daerah Kalimantan Barat hingga terpilih menjadi Puteri Kal Bar dan akhirnya menjadi finalis Puteri Indonesia.
Salah satu kendala yang dialaminya adalah tempat dimana diadakan kontes tersebut. Thia pada saat itu masih menempuh studi Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta, sedangkan persiapan - persiapan & kontes yang ia hadapi mengharuskannya berada di Kalimantan Barat dan Jakarta.