Lihat ke Halaman Asli

Carut Marut Penataan Trotoar Jakarta

Diperbarui: 9 Maret 2018   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://mmc.tirto.id/image/2017/09/22/aksi-peluk-pohon-koalisi-pejalan-kaki-antarafoto2.JPG

Rencana serta design revitalisasi trotoar di kawasan Sudirman-Thamrin telah dilakukan oleh Gubernur Jakarta, Anies Baswedan pada Selasa, 06 Maret 2018 lalu. Design baru trotoar ini menuai Pro dan kontra. Bukan saja karena Anies "membongkar" rencana revitalisasi trotoar yang dulu dirampungkan oleh Djarot, namun juga karena ia menyatakan keinginannya menjadikan trotoar sebagai kawasan untuk berinteraksi antar warga. Oleh karena itulah dalam rencana pembangunannya, dibuatkan panggung untuk melakukan atraksi maupun pertunjukan kesenian.

Banyak pihak yang menginginkan Anies mengembalikan fungsi trotoar sebagai tempat berjalan kaki tanpa menempatkan panggung seni maupun kios-kios. Namun yang terpenting adalah, design trotoar baru ini mendapatkan protes dari Walhi dan koalisi pejalan kaki terkait rencana pemerintah yang ingin menebang serta memindahkan sekitar 451 pohon disepanjang jalan Sudirman-Thamrin(Tempo.co). Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno membenarkan hal tersebut. 451 pohon yang terkena imbas pembongkaran jalur hijau tersebut akan dipindahkan ke Waduk pluit dan teknisnya diserahkan kepada Dinas Kehutanan(Tempo.co).

Pendiri Thamrin School of climate Change and Sustainability, juga ikut mempertanyakan urgensi Anies-Sandi menebang dan memindahkan 451 pohon tersebut. Aktivis gerakan #AyoPelukPohon ini mengatakan kebijakan ini setidaknya akan berimbas pada tiga aspek yaitu Lingkungan, Ekonomi dan waktu pengerjaan(Tempo.co).

Kebijakan membongkar jalur hijau dengan menebang maupun memindahkan Pohon tersebut benar-benar menuai banyak kritik. Banyak pihak yang meragukan proses pemindahan pohon tersebut akan berhasil, terlebih lagi dipindahkan ke waduk pluit yang revitalisasinya juga masih bermasalah. Selain itu, memindahkan pohon dari satu lokasi ke lokasi yang lain tentu memakan dana yang tidak sedikit, bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan sekedar menebang pohon. Selain itu juga beresiko bahwa pohon yang dipindahkan akan mati. Namun yang lebih penting lagi adalah, dengan waktu yang mepet dan pekerjaan yang kompleks, apakah revitalisasi trotoar ini akan selesai sebelum perhelatan Asian games?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline