Lihat ke Halaman Asli

Cinta, Kasih Sayang, dan Rasa Memiliki

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, Kasih Sayang dan Rasa Memiliki. By :Dion Juanda Gibran.

“Akan kujaga,

Rasa kangen ini tetap ditempatnya.

Agar senantiasa mendamaikan jiwaku,

Menghangatkan hatiku,

dan mewarnai setiap waktu,

yang kulalui disini.

Hingga pada saatnya kita bertemu,

Dan kupeluk dirimu,

dalam hangatnya rindu.”

Aku ini bagaikan sebongkah debu yang terkurung. Hati dan pikiranku berkeping-keping, melewati waktu yang berjalan. Jiwaku menuntun diriku untuk menemukan terang, agar menyinari hati dan pikiranku, untuk tetap tegar dan tegak, melangkah dari waktu kewaktu, sambil terus memegang tangan Tuhan, dan berteduh dibawah naungan sayap-sayap-Nya, yang mencerahkan hati, pikiran dan jiwaku. Akupun memelihara kerinduanku padamu, yang menyemangati hari-hari sepiku, yang senantiasa menguatkan harapanku, untuk pada saatnya nanti, kita dapat bertemu.

Sang Waktu terus berjalan, dan cinta yang membakar hatiku kemudian harus menemui kenyataan, untuk bersabar dalam kesabaran yang panjang, dalam dan sunyi, bersama kerinduan, yang merindukan segala yang ada pada dirimu, wahai engkau belahan jiwaku. Kenyataan adalah kehidupan yang membuatku selalu membawa jiwamu – kemanapun angin membawaku pergi, dibawah matahari, dan rembulan, namun kenyataan juga membuatku – tak selalu dapat memeluk dirimu, dan merengkuhmu, dalam panas hasrat yang menyala, tergairahkan bara cinta, cintaku kepadamu dan cintamu kepadaku. O kehidupan, ijinkan aku mengetuk hati Sang Waktu, dan memohon kasih Tuhan, agar dalam kesabaran cinta yang menyala ini, rasa memiliki akan berakhir dengan kisah bahagia.

Rasa memiliki menjadikan hidup lebih berarti, tidak peduli jarak, dan waktu memisahkan segalanya. Rasa memiliki, dengan ketulusan kasih sayang, dan cinta, senantiasa menyejukkan hati, meneduhkan pikiran, dan mencerahkan kalbu. Saat menjalani sunyinya kesendirian, rasa memiliki sungguh menghangatkan rindu.

Cinta dan kasih sayang, tanpa rasa memiliki, bagaikan air yang menetes pada logam panas, bereaksi dengan cepat hingga mendidih, namun sebentar kemudian menguap menjadi asap, dan menghilang di udara. Cinta dan kasih sayang, dengan rasa memiliki, bagaikan mata air di hutan lestari, mengalirkan air untuk dapat diminum dan dinikmati, untuk menjadi sungai yang mengalir dengan banyak manfaat, dan untuk hal-hal lain yang menyenangkan, dan berguna bagi hidup bersama. Rasa memiliki, dikedalaman cinta dan kasih sayang, adalah spirit kehidupan, pelita hati yang penuh makna, dan keceriaan hidup, yang tak lekang oleh jarak dan waktu. Tumbuhkan, dan pelihara selalu, rasa memiliki dengan ketulusan hati, kejernihan pikiran, dan kebersihan jiwa. Dan maknailah kehidupan bersama, dengan rasa syukur kepada Sang Maha Pemberi, yang menghidupkan cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki, pada setiap insan yang jatuh hati.

Cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki, semakin bertumbuh dan menyala, dengan rasa syukur yang sungguh bersyukur. Bertumbuh bersama untuk saling mengerti, saling memahami, saling menjaga, saling membahagiakan. Sang Waktu akan menguji kemurnian hati, pikiran, dan jiwamu, dalam kesulitan, ketekunan, dan pengharapan. Juga dalam keceriaan, kegembiraan, dan kesenangan. Karena untuk cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang sejati, segala-galanya adalah ketentraman, kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline