Lihat ke Halaman Asli

Dionisius Vincent Kurniawan

Pelajar di SMA Kanisius Jakarta

Psikologi Masa Depan: Manusia Tergantikan?

Diperbarui: 20 Oktober 2022   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu psikologi adalah ilmu yang masih tergolong sangat baru. Perkembangannya baru mulai pesat sekitar 150 tahun lalu, walaupun awal mulanya berasal dari Yunani pada tahun 500-400 sebelum masehi. Dahulu, permasalahan yang dihadapi dalam ilmu psikologi adalah kurangnya pengetahuan akan cara perasaan manusia, namun, sekarang permasalahan yang dihadapi lebih mengarah pada fakta bahwa banyak psikolog yang belum dapat mencapai kesepakatan akan apa yang harus dipelajari dalam psikologi. Fenomena ini dikarenakan kelayakan dari penelitian-penelitian pendahulu dan pengetahuan yang ditemukannya masih diperdebatkan. Terutama dari segi moralitas, ilmu psikologi masih sulit menetapkan batas etis yang kuat.

Kita tidak dapat menutupi fakta bahwa tidak sedikit eksperimen psikologi yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan pada zaman dahulu yang belum secara menyeluruh menerapkan standar etis yang layak terhadap makhluk hidup. Penelitian-penelitian tersebut, di zaman sekarang, tidak akan diperbolehkan untuk dilakukan dikarenakan penerapan standar etis dan prosedur yang lebih ketat. Namun, tidak dapat dipungkiri fakta bahwa kebanyakan standar etis dalam penelitian kita sekarang ada dikarenakan oleh penelitian-penelitian tersebut. Oleh karena itu, sejarah tersebut tidak boleh dilupakan begitu saja, melainkan dijadikan pelajaran untuk masa mendatang.


Berbicara mengenai masa mendatang, di tengah-tengah zaman yang serba berubah, ilmu psikologi akan selalu dibutuhkan seiring berjalannya waktu. Permasalahan masyarakat kita sekarang adalah bahwa ada begitu banyak tekanan untuk sukses, tekanan untuk berfokus pada suatu standar kesuksesan. Hal itu bukannya memotivasi, melainkan memadamkan semangat seseorang. Maka dari itu, dibutuhkan orang-orang untuk membantu sesamanya dalam memproses perasaannya.

Salah satu alasan untuk memilih jurusan psikologi adalah karena inti dari psikologi yang adalah manusia. Tidak dapat dipungkiri kemungkinan bahwa banyak pekerjaan yang akan digantikan oleh robot nantinya. Hal itu logis, sebab robot, dalam beberapa bidang, jauh lebih efisien dari manusia. Namun, dalam konteks memahami perasaan, sebuah robot tidak akan pernah dapat sungguh memahami keunikan perasaan setiap orang. Selama masih ada manusia, ilmu psikologi akan selalu ada dan dibutuhkan.

Permasalahannya dalam lahan psikologi pada saat ini adalah bahwa ada banyak psikolog yang terlalu berfokus pada pengalaman mereka sendiri dan apa yang mereka ketahui sehingga tidak memberikan fokus yang cukup pada pengalaman pasien dan apa yang belum mereka ketahui. Dengan melepas keterikatan pada crystalized knowledge, psikolog akan mampu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu dasar dari ilmu psikologi adalah bahwa setiap manusia mengalami proses yang berbeda. Apabila psikolog terlalu berfokus pada pedoman dan manual, kebutuhan pasien yang berbeda-beda tidak akan dapat dipenuhi dengan baik. Maka, harus ditekankan kemampuan untuk beradaptasi dan tidak terlalu berpegang pada panduan dan manual.


Pada dasarnya, ilmu psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengapa dan bagaimana manusia berproses. Seiring berkembangnya zaman, tuntutan yang datang dari kehidupan sehari-hari semakin besar yang mengakibatkan tekanan pada mental seseorang menjadi semakin besar pula. Maka dari itu, semakin peradaban manusia maju, psikolog akan semakin dibutuhkan, bukan ditinggalkan. Jadi, para calon psikolog tidak perlu terlalu khawatir dengan keadaannya di masa depan.

Namun, psikolog juga harus tetap berkembang agar relevan dengan zaman. Kepintaran buatan yang semakin canggih mendorong psikolog untuk semakin berpegang pada apa yang membuat kita mampu menjadi psikolog pada awalnya, yaitu empati. Empati bukan hanya terhadap orang yang kita sukai, namun terhadap semua orang, sebab semua orang memiliki proses yang berbeda. Lebih dari apapun, empati dibutuhkan untuk rekonsiliasi dan pertumbuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline