Lihat ke Halaman Asli

Dionisius Riandika

Seorang Educator, Hipnomotivator, Hipnoterapis, Trainer, Penulis

Lukisan Pagi yang Kaya Raya

Diperbarui: 10 Februari 2024   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lukisan pagi yang kaya raya. Senandung jangkrik dari kehangatan gorong-gorong menggema. Meneduhkan benak dalam transisi dari mimpi menuju terjaga. Rembulan beranjak pelan diiringi ribuan gemintang surut dari angkasa. 

Memberi ruang bagi mentari yang didahului semburat cahaya. Beburung bersegera menggelar paduan suara. Alam merdu seketika. Sang ayam jantan memimpin seruan kepada sekalian makhluk. Menyerukan ajakan doa.

Nun, di halaman bumi, embun-embun kerlap-kerlip disoroti semburat pagi. Sejuk. Kemilau. Rupawan. Menawan perasaan. Dedaun juga kelopak-kelopak kembang bermekaran. 

Menyambut lembaran baru penuh harapan. Angkasa bergegas mengganti latar. Melipat nuansa malam. Menggantinya dengan hamparan biru jernih di sekujur alam. Teduh. Lega.

Sejurus kemudian, segala makhluk mengisi pagi dengan segenap hiruk-pikuk. Kopi matang bermesraan dengan air yang tunai dijerang. Melahirkan aroma tenang. Tungku kayu menebarkan wangi rupa-rupa masakan. Anak-anak mandi riang. Bersenda gurau dengan keakraban air. Senyum. Asa. Semangat. Semua bergradasi syahdu dalam lukisan pagi.

Sementara itu, jauh, jauh di negeri asing, waktu tengah dikotori dengan masifnya pencitraan para pendamba tahta. Masing-masing sibuk menata kata menjadi mantra-mantra peneluh massa. Jimat-jimat murahan dibagi-bagikan dengan harap imbalan. Kalimat-kalimat caci diumbar dengan sadar tanpa takut menyakiti perasaan liyan. Hura-hura dan pesta di panggung agung dijadikan ajang membanggakan diri dan mendiktekan pilihan.

Rakyat yang adalah manusia dianggap seolah budak tak berharga. Seenaknya dicekoki bualan berbahan perendahan martabat dan penistaan terhadap kemanusiaan. Mudah nian menyebarkan kejelekan sesama. Sementara di saat yang sama berniat meyakinkan diri sebagai yang terbaik. Aih. Sempurna sudah permainan omong kosong ini.

Karena huru-hara dan hura-hura politik picisan, kita jadi abai akan eloknya lukisan pagi yang kaya raya. Lukisan yang dicipta oleh Sang Maharaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline