Lihat ke Halaman Asli

Lebih dari Sekedar Finish

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

141354183065352665

Ketika tahun 2012 jadwal Car Free Day (CFD) di Jakarta masih 2 kali dalam sebulan, saya ingat bahwa penggiat olahraga lari belum banyak memenuhi jalur Sudirman – Thamrin. Dari atas sepeda yang saya tunggangi, saya diam-diam kagum melihat orang-orang berlari non-stop dari Bundaran Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia. Saya pun penasaran! Sampai suatu weekend sepeda saya rusak, saya pun ‘nekat’ untuk tetap CFD-an dengan berlari. Ternyata, saya mampu berlari non-stop Senayan – Hotel Indonesia, dan puas dengan banyaknya keringat yang keluar dari tubuh saya!

Setelah itu, event-event lari mulai bermunculan di Jakarta. Masyarakat mulai melirik olahraga ini. Saya pun semakin sering ‘keluyuran’ di jalur CFD. Sendiri juga saya lakoni. Tengah tahun 2013, ajang Mandiri Run di Senayan menjadi lomba lari pertama saya. Kategori yang saya ikuti 5K (5 Kilometer). Selain bisa melewati garis finish, sebagai pemula, tentu saya senang karena bisa dapat kaos berteknologi serap keringat dan juga medali penamat.

Sampai di penghujung 2013, saya mengikuti Mandiri Jakarta Marathon. Ini kali kedua saya berlomba dalam kategori 10K. Warga Jakarta cukup pesimis saat itu, karena ini event skala internasional ini, untuk pertama kalinya diadakan di Jakarta. Sebagai warga (pinggiran) Jakarta, saya cuma merasa perlu turut meramaikan acara ini. Ternyata, luar biasa antusiasme pesertanya! Orang-orang sedari jam 4 pagi sudah memenuhi Monas (karena start dimulai jam 5). Tidak sedikit juga orang asing yang ikut lomba ini. Bahkan, Jokowi Gubernur DKI saat itu, hadir di sela-sela acara berlangsung. Mandiri Jakarta Marathon 2013 pun menjadi lomba pertama yang saya berhasil berlari nonstop sepanjang 10K!

[caption id="attachment_367119" align="aligncenter" width="318" caption="Buat saya dan sahabat, lari ibarat menyelesaikan apa yang kita mulai (Jakarta Marathon 2013)"][/caption]

Bulan September 2014, saya akhirnya memberanikan diri ikut lomba kategori Half Marathon (21 K) yang dilangsungkan di area Pegunungan Bromo, Jawa Timur. Momen ini benar-benar jadi pelajaran buat saya. Berlari itu bukan sekedar keringat dan jarak tempuh, tapi juga soal mental dan bagaimana komunikasi dengan diri sendiri. Dengan penuh perjuangan, dan banyak berjalan kakinya (karena jalurnya sangat berat buat saya), saya berhasil finish dalam tempo 5 jam!

Penggiat lari di kota-kota besar sekarang patut berbahagia, karena setiap akhir pekan, event-event lomba lari berlimpahan. Mulai dari yang sifatnya fun run, charity, sampai yang event ‘serius’ karena ada kategori half & full marathon. Seperti Mandiri Jakarta Marathon, yang di 2014 ini masuk tahun ke-2, dan rangkaian acaranya diberi nama Festival Marathon City. Ini akan menjadi kali kedua saya mengikuti kategori half marathon. Tetap deg-degan? Pasti! Karena selain jalurnya yang belum familiar, panasnya kota Jakarta, dan saya pun akan bertemu lebih banyak ‘saingan’ yang pasti memiliki fisik jauh lebih kuat dari saya. Maklum, meski rajin lari, saya tetap rajin berwisata kuliner!

Tahun ini, saya berhasil meracuni 2 orang teman dekat untuk ikut Festival Marathon City yang detilnya dapat dilihat di http://indonesia.travel/id/event/detail/867/jakarta-marathon-2014-festival-city-marathon Kalau biasanya kami menghabiskan dana untuk duduk-duduk di kafe, kini kami lebih memilih untuk bersenang-senang dengan cara yang lebih sehat. Memang jauh dari kemenangan, tapi setidaknya, saya dan teman-teman ingin berlari untuk melawan dan mengalahkan keraguan di diri sendiri. Wish us luck!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline