Lihat ke Halaman Asli

Canisius Mountaineering: Lebih dari Sekedar Ekskul, Proses Penempaan Diri dan Kepemimpinan

Diperbarui: 17 September 2024   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Herdiyanto, Robertus B. Mt. Kerinci's Summit. Flickr, 10 Jan. 2011, www.flickr.com/photos/rbherdiyanto/5387598246. Input sumber gambar

Ekstrakulikuler atau yang kerap disebut ekskul sudah menjadi hal yang biasa untuk dijalankan murid-murid baik dari jenjang SD maupun sampai SMA. Sekolah menawarkan berbagai macam aktivitas ekskul,  mulai dari yang dasar seperti bermain basket sampai yang rumit dan futuristic seperti robotic. Tentu orang normal akan memilih ekskul yang memang sesuai dengan minat dan kesenangan mereka, bahkan juga ada yang memilih ekskul yang memudahkan mereka untuk  mendapat nilai yang bagus tanpa perlu banyak usaha. Namun apa yang terjadi ketika mengikuti sebuah ekskul di sekolah hanya dengan tujuan untuk menguras tenaga baik fisik dan mental yang bahkan kerap mencederakan diri sendiri?

Perkenalkan ekskul Canisius Mountaineering atau disingkat Canimount yang terdapat di sekolah SMA Kolese Kanisius. Pada dasarnya, Canimount merupakan ekskul pecinta alam yang juga banyak dimiliki sekolah-sekolah lainnya dimana dalam ekskul tersebut, para anggotanya dididik cara untuk bertahan dan melestarikan alam liar, dengan pengecualian terdapat materi dan praktek wall climbing. Tentu pada pandangan pertama, ekskul ini terdengar tidak terlalu sulit dan bahkan menarik untuk diikuti. Itu juga pendapat pertama saya ketika pertama kali mengikuti ekskul tersebut. 

Namun faktanya, Canimount bukanlah sembarang ekskul pecinta alam pada umumnya. Kami didorong secara fisik dan mental sampai pada batas kami oleh para kakak-kakak pembina dan pembimbing ekskul kami dengan tujuan mempersiapkan kami untuk medan di alam yang berat dan tidak kenal belas kasih. Setiap tahunnya, terdapat puluhan orang yang mendaftar untuk mengikuti ekskul Canimount namun hanya segelintir yang sampai pada tahap formasi akhir dan lolos menjadi senior. Dari yang awalnya terdapat 40 orang anggota ekskul di angkatan saya tersebut, berkurang menjadi hanya 25 orang pada pertemuan ketiganya. 

Kegiatan-kegiatan di ekskul Canimount tidak jauh-jauh dari kegiatan pelatihan fisik seperti berlari, push up, sit up, dan squat. Selain kegiatan fisik, ekskul Canimount juga tetap mengajarkan teori-teori dan praktek dalam wall climbing dan juga tentang bertahan hidup di alam bebas. 

Dalam ekskul Canimount, anggotanya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu senior dan junior. Senior bertugas sebagai para pembina yang membimbing dan mendidik kami tidak hanya untuk menjadi seorang anggota ekskul Canimount, tetapi mendidik sebagai orang yang hidup sesuai dengan semangat hidup Ignatian melalui berbagai formasi baik fisik maupun mental. Senior merupakan para anggota yang pada tahun sebelumnya sudah menjalani berbagai kegiatan ekskul Canimount dari awal hingga lulus menjadi senior. Para junior merupakan anggota yang baru masuk atau tidak berhasil lulus ekskul Canimount pada tahun sebelumnya. Sebagai junior, kami diwajibkan untuk mengikuti dan mematuhi segala formasi ekskul yang diadakan oleh senior. Para junior dikenal mengenakan pakaian khas yaitu kaos putih polos yang setelah kian waktu kotor akibat bercak-bercak tanah dan celana pendek. 

Canisius Mountaineering sendiri bukanlah ekskul yang baru-baru ini diadakan. Walau hanya sekedar sebuah ekskul, Canimount memiliki kekayaan sejarah dan tradisi yang diturunkan dari setiap generasi ke generasi lainnya. Tercatat pada tahun 2024 telah terdapat 39 generasi Canimount sejak dimulainya ekskul tersebut pada tahun 1985 di Kanisius Jakarta. Bahkan terdapat salah satu teman angkatan Canimount saya yang ayahnya juga merupakan anggota dari ekskul Canimount. Menjadi seorang anggota Canimount sendiri dan bahkan lolos tahap formasi akhir menjadi senior tentunya memiliki rasa kebanggan sendiri karena pengalaman dan pemaknaan yang didapatkan selama latihan setahun. 

Bagi saya sendiri, menjadi anggota ekskul Canimount bukan hanya tentang pencapaian fisik ataupun status sebagai senior, tetapi bagaimana saya dapat belajar untuk melewati batas yang sebelumnya saya tidak ketahui dapat saya raih dan bagaimana sifat persaudaraan dan solidaritas sebagai saudara seperjuangan dapat membantu untuk melewati berbagai rintangan dan tantangan yang awalnya terlihat mustahil. Hal yang paling saya maknai dari formasi yang telah saya lewati selama satu tahun adalah bagaimana saya dapat membangun sifat komitmen dan integritas diri yang tangguh dan tahan banting serta kepribadian yang tidak mudah menyerah. Saya memandang ekskul Canimount ini bukanlah sebagai beban selama 1 tahun di SMA, tetapi proses penempaan pribadi saya dan langkah pertama yang saya butuhkan dalam proses saya menjadi pemimpin yang berguna bagi Tuhan dan Bangsa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline