Kalau ditanyakan ke Gen Z kenalkah mereka dengan DN Aidit? Rata-rata menjawab tidak kenal. "Gak kenal, baru denger namanya. Emang siapa dia?" begitu rata-rata jawaban mereka. Gen Z memang bukan generasi yang dipaksa menonton film G30 S PKI. Pelajaran sejarahnya bisa jadi juga tidak membahas detil mengenai peristiwa G30S PKI. Generasi kelahiran 70 an masih familiar dengan tokoh diatas. Meski film G30S masih sering diputar di stasiun TV, namun generasi sekarang menganggap film itu sudah usang. Sudah tidak layak ditonton, terutama oleh mereka. Bisa jadi memang perlu di remake dengan beberapa perbaikan. Kembali ke topik DN Aidit yang kita bahas diatas, sebagai tokoh sentral PKI, perlu kita mengenali sepak terjangnya. Paling tidak sedikit menambah pengetahuan mengenai perannya dan hubungan sesungguhnya nya dengan PKI.
Dipa Nusantara Aidit, lebih dikenal sebagai DN Aidit, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia, terutama sebagai pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI). Lahir pada 30 Juli 1923 di Belitung, Aidit menjadi figur sentral dalam perkembangan PKI hingga peristiwa besar yang menandai sejarah Indonesia, yaitu Gerakan 30 September (G30S) 1965.
Siapakah DN Aidit?
DN Aidit mulai aktif dalam politik sejak muda. Ia bergabung dengan PKI pada 1943 dan dengan cepat naik menjadi salah satu pemimpin partai. Pada masa itu, PKI merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia, dengan pengaruh signifikan di kalangan buruh, petani, dan intelektual. Aidit dikenal sebagai seorang orator ulung dan ahli strategi politik yang cerdas. Di bawah kepemimpinannya, PKI berkembang pesat dan menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia di luar blok Uni Soviet dan Tiongkok.
Aidit memiliki visi membangun Indonesia sebagai negara komunis yang selaras dengan pemikiran Marxis-Leninis. Dia juga dikenal sangat dekat dengan rezim Soekarno dan sering dianggap berperan penting dalam merumuskan konsep "Nasakom" (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno.
Benarkah DN Aidit adalah Otak dari PKI dan Pembunuhan Para Jenderal?
Sebagai pemimpin PKI, DN Aidit sering disebut-sebut sebagai "otak" di balik partai tersebut, yang memiliki ambisi besar untuk menguasai panggung politik Indonesia. Namun, tuduhan bahwa Aidit adalah dalang utama di balik peristiwa G30S 1965 masih menjadi perdebatan hingga kini.
G30S merupakan sebuah gerakan yang berujung pada pembunuhan enam jenderal TNI, yang dikenal sebagai peristiwa Lubang Buaya. Militer, terutama di bawah komando Soeharto, menuding PKI sebagai dalang dari gerakan ini, dengan Aidit sebagai penggerak utamanya. Setelah peristiwa tersebut, Aidit melarikan diri tetapi akhirnya ditangkap di Jawa Tengah dan dieksekusi oleh tentara pada akhir 1965.
Namun, beberapa sejarawan dan peneliti kemudian mempertanyakan narasi resmi yang disampaikan oleh Orde Baru. Beberapa teori menyatakan bahwa Aidit mungkin mengetahui tentang G30S, tetapi tidak ada bukti yang kuat bahwa ia adalah perencana utama atau eksekutor dari peristiwa tersebut. Versi ini menyiratkan bahwa Aidit bisa jadi hanyalah satu dari sekian banyak aktor dalam konteks politik yang sangat kompleks di masa itu.
Fakta Menarik tentang DN Aidit
- Peran di Balik Layar: Aidit dikenal sebagai tokoh yang lebih suka bekerja di balik layar daripada tampil terang-terangan di panggung politik. Meskipun begitu, ia sangat berpengaruh dalam merumuskan kebijakan partai dan memperluas basis pendukung PKI.
- Hubungan dengan Soekarno: Aidit memiliki hubungan yang rumit dengan Presiden Soekarno. Sementara Soekarno menyokong ide Nasakom yang mencakup komunis, Aidit berusaha mendekati Soekarno dan memperkuat pengaruh komunis di Indonesia. Namun, setelah G30S, hubungan mereka hancur, dan Soekarno tidak bisa menyelamatkan Aidit dari penangkapan oleh militer.
- Ambisi Revolusi: Aidit percaya pada revolusi sebagai sarana untuk mewujudkan perubahan sosial dan politik. Namun, pandangannya tentang bagaimana revolusi harus dilakukan masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi. Apakah ia mendukung tindakan kekerasan sebagai bagian dari revolusi, ataukah ia hanya mencoba menggunakan jalan politik legal, tetap menjadi pertanyaan yang belum sepenuhnya terjawab.
- Pemikiran Ekonomi: Aidit juga memperkenalkan beberapa gagasan ekonomi yang berfokus pada penguatan ekonomi kerakyatan. Ia mendorong reformasi agraria, pembagian lahan untuk petani, dan kebijakan-kebijakan yang dianggap pro-rakyat.
- Warisan yang Kontroversial: Meskipun perannya dalam sejarah sering dipandang negatif, beberapa orang di era reformasi mulai mempertanyakan narasi resmi yang disampaikan oleh rezim Orde Baru. Bagi beberapa generasi muda, Aidit dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi militer, meskipun keterlibatannya dalam G30S tetap menjadi topik sensitif.
Relevansi untuk Generasi Z