Lihat ke Halaman Asli

Mati Gaya di Bulan November

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat menjalankan ibadah puisi, wahai para Pujangga di Negeri fatamorgana yang penuh warna-warni.Diriku seperti kanak-kanak yang mencoba belajar berjalan.Yang mencoba belajar merangkai kata-kata, mencoba berniaga dihatinya, walau kutahu kadang ku terjatuh,dan terjatuh lagi.

Cinta hakiki hanya satu kali, tapi kadang jatuhnya yang berkali-kali.Berkali-kali jatuh cinta.Cinta sejati hanya untuk iLahi Rabbi.Cinta yang lain, hanya imitasi.Karena semua adalah milik-NYA.DIA bisa kapan saja mengambilnya dari kita.

Dirikulah yang seperti kanak-kanak, berjalan lalu terjatuh, bangkit lagi, untuk kembali jatuh.Karena hidup adalah proses untuk menuju kepada kesempurnaan.Terkadang kita mendapatkan hasil, tapi terkadang nihil.Tetaplah optimis dan jumawa bagaikan Sungai NiL.Manusia berencana, Tuhan yang menentukannya.Ketika mati gaya, mohonlah petunjuk-NYA, demikian khutbah Jum'ah ustadz gaul di dunia maya yang bijaksana.Tuhan, di bulan november ini ku merasa mati gaya, hampa rasanya.Untung kawan beri saran, bila belum ada jawaban, mungkin kita yang malas kepada-NYA melakukan pendekatan.Kirimlah SMS E-mail Tweets kita kepada-NYA, minimal sehari semalam lima kali memfollow NYA.Benar Tuhan, aku mati gaya di Negeri yang bernama Indonesia.Ketika ribuan Sarjana sulit cari kerja.Ketika jadi buruh harus jadi tumbal pemilik modal dan siluman nakal.Ketika orang miskin dilarang sakit dan sekolah.Ketika rakyat kecil keluarkan unek-uneknya yang polos dan lugu, tapi dijawab dengan peluru.Ketika bumiputera harus menderita ditanahnya sendiri, karena kekuatan asing yang terus ekspansi ekonomi tanpa henti dan tanpa rasa manusiawi.Ketika generasi muda negeri ini dibantai habis oleh narkoba,pornografi, sex bebas,hedonisme, individualisme.Ya Tuhan, beri kesempatan bertobat dan ampunilah kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline