Lihat ke Halaman Asli

Dinta Nuriyah

Mahasiswa Jurnalistik

Mengasah Kemampuan Berbicara Melalui Retorika: Strategi dan Teknik Efektif

Diperbarui: 28 Mei 2024   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syamsul Yakin dan Dinta Nuriyah (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri

Oleh: Syamsul Yakin dan Dinta Nuriyah
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta

Ketika mengembangkan retorika komunikasi verbal, baik lisan dan tulisan, minimal harus diperhatikan tiga hal. Pertama, harus menggunakan bahasa baku atau standar. Bahasa baku adalah bahasa bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Bahasa baku umnya  digunakan dalam forum resmi. Bahasa baku umumnya digunakan dalam forum resmi. Forum resmi mencakup berbagai situasi formal seperti rapat, seminar, pidato, surat resmi, dan dokumen-dokumen penting lainnya. Dalam konteks ini, penggunaan bahasa baku menunjukkan profesionalisme dan keseriusan dalam berkomunikasi.

Perlu disampaikan bahwa bahasa asing dapat dijadikan selingan dalam setiap komunikasi baik lisan maupun tulisan. Tujuannya, untuk memberi keyakinan kepada audiens. Bahasa gaul atau bahasa daerah terkadang penting juga satu dua kali dipilih. Tujuannya untuk mengajak audiens lebih dekat dengan pembicara dan agar ada joke atau candaan sebagai ice breaking.

Candaan yang relevan dan disampaikan dengan baik dapat memecah kebekuan dan membuat suasana menjadi lebih hidup. Hal ini juga membantu dalam menjaga perhatian audiens dan membuat mereka lebih fokus pada materi yang disampaikan.

Untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan didasarkan pada data yang konkret. Data merupakan sekumpulan fakta yang belum diproses atau diolah lebih lanjut. Fakta sendiri adalah segala sesuatu yang bisa ditangkap oleh panca indera manusia, yang memiliki keberadaan nyata dan dapat dibuktikan kebenarannya. Data bisa berupa berbagai bentuk seperti simbol, angka, maupun kata-kata.

Yang dimaksud berbasis data adalah mengacu pada materi atau topik yang disampaikan berdasarkan fakta yang dapat diverifikasi. Setiap fakta umumnya dapat dipastikan kebenarannya secara bersama-sama. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan didasarkan pada data yang akurat dan dapat dipercaya.

Terakhir riset, riset  merupakan suatu proses penelitian yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan pembuatan kesimpulan. Melalui riset, kita dapat menggali informasi yang dapat dijadikan acuan, seperti data mengenai jumlah penduduk Indonesia, perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, dan berbagai informasi lainnya yang relevan.

Dalam riset, langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang diperlukan. Data ini dapat berupa angka, statistik, atau informasi lain yang relevan dengan topik yang diteliti. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Analisis ini dapat melibatkan penggunaan metode statistik, pemodelan, atau teknik lainnya yang sesuai dengan jenis data yang ada.

Setelah data dianalisis, riset akan menghasilkan kesimpulan atau temuan yang dapat dijadikan dasar untuk membuat pernyataan yang dapat dikutip. Misalnya, hasil riset dapat memberikan informasi tentang tren demografi, perbandingan sosial, atau karakteristik ekonomi suatu populasi. Kesimpulan ini didasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan cermat.

Inilah pengembangan kemampuan berkomunikasi yang dapat dipelajari secara teori dan dipraktikkan berulang kali hingga menjadi kebiasaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline