Sudah 20 tahun, Muhidin (65) tidak bertemu keluarga. Meski menderita kelainan fisik sejak lahir, ia nekat merantau ke Jakarta bersama istrinya untuk mengadu nasih dengan harapan mendapat kehidupan yang lebih baik.
Namun semenjak ditinggal sang istri, hidupnya mulai tidak karuan. Karena keterbatasannya, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Terpaksa ia mengelandang dan menjadi penarik gerobak sampah di daerah Pancoran, Jakarta Selatan.
"Waktu menggelandang di Pancoran, ia terkena penjangkauan oleh petugas yang berada di sana. Akhirnya Muhidin dibawa ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Jelambar, karena kondisinya yang lanjut usia," ungkap Setyaningsih, Satuan Pelaksana Pembinaan Sosial Sasana Tresna Werda Budi Mulia 2 Jelambar saat dihubungi pada Rabu (28/3).
Ia melanjutkan, ketika di panti, Muhidin sangat ingin pulang ke kampung halamannya untuk berkumpul kembali dengan keluarganya. Namun tidak ada informasi sedikitpun mengenai keberadaan keluarganya. Muhidin hanya ingat nama kelurahan asal keluarganya berada.
"Kami mencoba menulusurinya dengan cara mencari nomor telepon Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Banjar Bolang, Pemalang, Jawa Tengah. Tapi nggak membuahkan hasil," ujar Setyaningsih.
Pihaknya pun mencoba lagi dengan melakukan penelusuran melalui media sosial twitter. Ternyata ada akun salah seorang warganet yang mengenali Muhidin. Petugas pun segera merespon dan mencari tahu informasi keluarga Muhidin.
"Akhirnya kami dapat kontak keluarganya. Sekarang Muhidin telah dipertemukan dan dijemput keluarga. Keluarganya beralamat di Desa Banjarsari Kecamatan Bandar Bolang Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Keinginannya di usia senja dapat terpenuhi juga," kata Setyaningsih