Terhitung sudah 55 tahun Marsiyatim (80) berpisah dari keluarganya. Masa senja ia jalani di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Margaguna, Jakarta Selatan.
Marsiyatim yang berasal dari Surabaya ini mengaku memiliki suami dan empat orang anak. Namun suami yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga justru meninggalkannya sendirian untuk merawat buah hati mereka.
Kondisi single parent membuatnya harus banting tulang menghidupi anak-anak yang masih belia itu.
"Waktu itu tahun 1963. Saya ditinggalin suami. Anak-anak sama saya," ujar Marsiyatim saat ditemui di panti pada Jumat (3/11).
Ia pun mulai bercerita perjalanannya dari Surabaya bisa sampai ke Jakarta. Ia mengaku dahulu tinggal bersama anak-anaknya di sebuah rumah kontrakan di Ambengan Batu, Gg. 1 Nomor 33, Surabaya, Jawa Timur.
Karena kebutuhan ekonomi yang mencekiknya pada saat itu, ia akhirnya memutuskan pergi meninggalkan anak-anaknya untuk mencari pekerjaan.
Hanya pamannya saja yang mengetahui kepergiannya. Ia pergi bersama dengan ke enam orang temannya untuk menjadi asisten rumah tangga di Ambengan, Surabaya.
Selama dua tahun ia bekerja sebagai asisten rumah tangga di Surabaya. Karena rindu dengan anak-anaknya, ia berniat untuk pulang ke tempat anak-anaknya berada.
Namun sayang, Marsiyatim tidak bertemu dengan anak-anaknya karena mereka sudah pindah dari kontrakan yang ia diami dahulu.
"Saya tanya sama tetangga, anak saya ke mana? Nggak ada yang tahu. Paman juga saya tanya nggak tahu anak saya di mana," kenang Marsiyatim saat mencari-cari keberadaan anaknya.
Karena tak kunjung bertemu dengan anak-anaknya, Marsiyatim memutuskan untuk tinggal sementara dengan pamannya. Namun setelah itu, ia kembali mencari pekerjaan menjadi asisten rumah tangga.