Lihat ke Halaman Asli

Menyiasati Jokowi-Ahok

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ilmu manajemen kepemimpinan Jokowi itu sederhana sekali, “maunya rakyat itu apa “?. Itulah hakekat dari blusukan yang dilakukannya selama ini. Cuma sesederhana itu kok. Tapi untuk mengetahui maunya rakyat seluruh Jakarta, tidak cukup hanya dalam hitungan minggu atau bulan, bisa jadi sepanjang masa jabatannya Jokowi tetap blusukan karena dinamika di masyarakat bisa saja berubah. Hari ini maunya A, besok bisa jadi B. Dan Jokowi sudah siap untuk itu, menjadi pendengar yang baik, Pada kesempatan yang lain, blusukannya Jokowi bisa juga diisi dengan sosialisasi program yang akan dilaksanakannya sebagai respon dari apa maunya masyarakat Jakarta itu tadi. Sosialisasi program kerja perlu dilakukan kepada masyarakat karena apa maunya masyarakat belum tentu bisa langsung diiyakan. Ada yang harus berproses terlebih dahulu, ada yang harus menunggu dibuatkan regulasinya, namun ada juga yang sudah langsung bisa dieksekusi.

Hampir tidak beda dengan ilmu manajemen kepemimpinan Jokowi, Ahokpun ternyata menerapkan ilmu manajemen kepemimpinan yang tidak kalah sederhananya yaitu “apa maunya saya”. Atas dasar penegakkan konstitusi, Ahok bergeming dalam banyak persoalan yang menjadi tanggung-jawabnya. Ahok maju tak gentar membela yang benar, Ahok melawan, Ahok menantang siapa saja yang berani melanggar konstitusi dan siap mati untuk itu.

Sesekali bisa jadi Jokowi mengambil peran Ahok dengan menyampaikan “apa maunya saya, tolong didengarkan”. Demikian juga Ahok, sesekali menjadi pendengar, “maunya kamu apa sih, saya siap mendengarkan”. Tapi itu hanya sesekali saja jika dianggap perlu. Tapi coba seandainya tugas mereka berdua dibalik, “Wahai rakyat Jakarta, kalian dengarkan maunya saya dan jangan dibantah”, itu kata Jokowi, dan “Wahai Preman Tenabang, saya siap mendengarkan apa maunya kalian dan saya siap berkompromi untuk itu”, itu kata Ahok. Apa jadinya ?.

Sejatinya pembagian tugas mereka berdua itu sudah dilakukan atas kajian yang mendalam. Latar belakang Jokowi sebagai seorang pengusaha mebel tentu sudah terbiasa dan sangat berpengalaman dalam hal bersosialisasi dan bernegosiasi, ditambah dengan karakter Jawanya yang lemah lembut, lengkaplah Jokowi sebagai seorang pendengar yang baik. Kelebihan inilah yang dikedepankan oleh Beliau dalam menjalankan tugasnya, walaupun Beliau juga punya kelebihan-kelebihanyang lain yang akan digunakan juga jika dianggap perlu Sama halnya dengan Ahok, sebagai seorang yang berkarakter keras, ditambah pengalamannya sebagai mantan Bupati Belitung Timur dan anggota DPR yang selalu bersikap tegas tanpa kompromi, kelebihan inilah yang dimunculkan dari seorang Ahok dalam membenahi birokrasi DKI Jakarta dan menegakkan konstitusi.

Sesungguhnya bagi warga DKI Jakarta tidaklah terlalu sulit jika menginginkan sesuatu dari kedua pemimpin mereka itu, tinggal bagaimana menyiasatinya saja. Datanglah kepada Jokowi dan sampaikanlah baik-baik jika ada aspirasi yang ingin disampaikan, terlebih aspirasinya itu masih harus dikompromikan dulu. Jokowi pasti mendengarkan dengan baik dan pasti berusaha keras untuk memenuhi aspirasi tersebut. Sebaliknya jika ada peraturan yang tidak berjalan dengan baik dan itu maunya harus ditegakkan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka datanglah ke Ahok, Ahok pasti tertantang untuk segera melaksanakannya.

Jadi jika keinginan anda sebagai warga DKI Jakarta benar-benar jujur, aspirasi anda murni untuk kepentingan masyarakat banyak atau anda betul-betul ingin perubahan bagi Jakarta yang lebih baik, Jakarta yang baru, mengapa keinginan anda itu harus disampaikan dengan demo-demo, dengan menggedor-gedor pintu ?, padahal mudah saja menyiasati kedua pemimpin anda itu bukan ?. Atau jangan-jangan anda tidak jujur ?. Wassalam.

NB : Artikel ini ditujukan kepada warga DKI Jakarta, tidak terkecuali kepada Haji Lulung cs




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline