Lihat ke Halaman Asli

din saja

hanya tamatan smp

Hikayat Permenungan (195)

Diperbarui: 12 Agustus 2024   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang harus dipahami, kesenian bukan makanan yang enak dan mengenyangkan, bukan gadis cantik dan pemuda tampan yang menggairahkan, bukan pelacur yang menjajakan birahi, bukan ungkapan perasaan anak kecil, bukan ungkapan kemarahan kebencian, bukan pernyataan sikap politisi, juga bukan teori yang berisi definisi-definisi, tapi sebuah pemikiran yang diperoleh dari ilham, realitas kehidupan hasil kontemplasi seniman, diolah oleh pikiran dan perasaan pada wadah jiwa, menjadi karya seni yang memberi pencerahan dan pencerdasan bagi manusia.


Ketika itu tidak terjadi pada kehidupan sebuah negeri, maka ilmuan diwajibkan untuk melakukan penyelidikan, mencari tahu apa penyebabnya, untuk kemudian disampaikan kepada seniman serta pengurus negeri.


Adalah salah besar ketika ilmuan lalai dengan teori-teori, pengurus negeri tersibukkan dengan angan-angan pembangunan dan bujeting.


Sudah saatnya merobah cara berpikir dan bersikap kita terhadap kesenian, jangan pergunakan kesenian hanya untuk kepentingan-kepentingan meraih gelar akademik, untuk sebuah pertunjukan sebagai hiburan dan keramaian semata, sambil membiarkan kesenian hidup seperti robot yang kurus kering tidak berjiwa.


Kesenian seumpama air pemberi kehidupan bagi jiwa yang mati, pemberi kesegaran serta pembersih terhadap jiwa-jiwa yang kering dan lusuh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline