Lihat ke Halaman Asli

din saja

Penyair, penulis esai dan sutradara drama

Hikayat Permenungan (63)

Diperbarui: 28 Juli 2024   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

diam adalah nada tertinggi

dan terkhusyuk bagi jiwa yang fana

seluruh pikir dan rasa menjelma

jadi hening jadi bening

Makin ke ujung, badai itu semakin kencang,

meninabobokan nyali agar terlelap dalam gigil,

purnama hanya mimpi, berlalu meninggalkan diri.

Mari berjaga, jangan berlupa,

di antara Waktu ada Dia

menunggu dengan kemenangan.

Ayo, sambut jelajahi badai,

merontok seluruh rupa, berganti Dia

agar dapat bertemu Dia.

Di dalam gemuruh ada Cinta senyum menunggu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline