Lihat ke Halaman Asli

Dinoto Indramayu

Belajar, belajar dan belajar....

Tifatul Sembiring Salaman dengan Wanita Bukan Muhrim

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tiga jam yang lalu, seorang ikhwanul muslimin beridentitas diri sebagai Tifatul Sembiring menulis via Smart Twitter for Pages, “Merasa lebih baik & rendahkan org lain adalah akar kesombongan. Dan kesombongan pangkal kehancuran. Terus perbaiki diri dg kerendahan hati.”

Ratusan komentar bermunculan, penikmat FB yang menyukai pernyataannya dari 5 kali lebih banyak.Tapi, diantara ratusan komentar yang beraneka rasa itu tak tersembul sekalipun foto resmi mantan presiden PKS ini. Termasuk salam pun banyak yang tak terjawab.

Kesibukan dan kepadatan tugas, alasan klasik yang paling mudah terucap.Tapi semua orang bisa berkata demikian.Sudah menjadi resiko berinteraksi secara luas adalah meluangkan waktu untuk komunitas.Setiap aksi pasti ada reaksi sebagai konsekuensinya.

Mungkinkah ke-diaman beliau karena sedang pusing gara-gara olok-olokan media asing yang mengejek ketaatannya terhadap aqidah.Bersalaman dengan Ibu Negara Adidaya!

Bersalamam dengan sesama manusia, laki-laki dan wanita sudah menjadi tradisi di negeri yang penduduknya terkenal ramah tamah ini.

Tetapi bagi sebagian orang, terutama para aktivis keagamaan Islam pemahamannya berbeda lagi. Seorang pria bersalaman dengan wanita bukan muhrim adalah sebuah tindakan terlarang.Tidak pandang bulu siapa yang disalami ataupun yang menyalami.Termasuk jika seorang Tifatul Sembiring bersalaman dengan Nyonya Obama!

Olok-olokan yang sekarang beredar ini sesungguhnya sesuatu yang wajar, seorang yang pernah terpilih sebagai presiden partai Islam yang disegani ternyata tidak sanggup memegang teguh prinsip yang harus dipegang teguh massa yang dipimpinnya. Bahkan jangan salahkan kalau ada anggapan, ”Kalau pimpinannya saja begini, bagaimana masyarakatnya!”

Jangan tersinggung pula kalau ada yang memukul rata semua aktivis Islam dan berujar bahwa, ”Everything is NATO !”

Lebih buruk lagi kalau tulisan via twitter itu adalah sebuah upaya membela diri dari semua gelak-tawa olok-olok yang beredar.Namun sama sekali bukan cara yang bijak juga jika ada yang melarang beliau ber-twitter.

Sesuatu yang indah buat orang lain, tidak selalu baik untuk kita. Demikian juga, disadari atau tidak, tindakan yang wajar bagi sebagian terbesar orang di dunia ini justeru sebaliknya bagi Tifatul Sembiring.

Lebih tidak patut lagi jika beliau sekedar melempar unek-unek tersebut kepada massa. Masalah salaman dengan wanita bukan muhrim harus diselesaikan secara internal terlebih dahulu, di kalangan ikhwanul muslimin yang pernah membanggakannya!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline