Lihat ke Halaman Asli

Dinoto Indramayu

Belajar, belajar dan belajar....

Fariz

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Media saat ini dipenuhi oleh pemberitaan tentang ditangkapnya Fariz Rustam Munaf yang sedang asyik memainkan gitar ditemani 3 jenis narkoba. Musisi berusia 56 tahun ini mengalami hal yang sejenis untuk kedua kalinya. Fariz pernah ditahan Polisi pada sebuah razia yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2007. Akibatnya divonis 8 bulan penjara potong masa hukuman. Sisa hukuman Fariz dihabiskan di Rumah Sakit Melia Cibubur menjalani rehabilitasi.


Seakan semua tentang Fariz adalah jelek. Padahal di balik pemberitaan kelam itu, banyak sisi baik yang saat ini dilupakan orang. Fariz juga manusia, hidup dalam lingkup dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tetap dalam satu dunia. Berbalut keburukan seperti diberitakan saat ini, tetapi juga intan yang bersinar pada eranya.


Terlahir di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1959 dari keluarga seniman. Ayahnya adalah seorang penyanyi di RRI bernama Rustam Munaf yang menikah dengan Hj.Anna Reijnenberg seorang pelatih piano. Pelajaran musik seperti piano didapatnya juga dari pelatih piano handal seperti Sunarto Sunaryo dan Prof. Charlotte Sutrisno JP.


Pendidikan formalnya pun pantas diacungi jempol, setamat SMA 3 Jakarta yang dikenal sebagai sekolah teladan, Fariz masuk Institut Teknologi Bandung pada tahun 1978.


Sedangkan karier bermusiknya dimulai sejak sangat belia, umur 7 tahun sudah main drum mengiringi Chrisye. Pada usia 12 tahun membentuk group musik YOUNG GIPSY yang membawakan musik blues dan rock, bersama Debby Nasution dan Odink Nasution. Pada saat perpisahan di sekolahnya Fariz membuat operet bekerjasama dengan Addie MS, Adjie Soetama dan Imran RN.


Ketika kuliah di ITB, Fariz bergabung dengan GIANT STEP dan THE ROLLIES. Selain bersama dua group rock tersebut, Fariz juga pernah mengiringi kelompok musik HARRY ROESLY KHARISMA pimpinan Harry Roesli.


Pada tahun 1980 dunia musik Indonesia yang mendayu-dayu dikejutkan dengan munculnya BARCELONA dan SAKURA yang diaransemen secara atraktif. Dalam album SAKURA, Fariz bukan hanya menunjukkan kemampuan vokalnya, tetapi juga memainkan seluruh alat musik yang dipadukannya secara apik. Hanya beberapa lagu dalam album tersebut yang melibatkan orang lain, baik dalam vokal maupun instrumen.


Bersama Erwin Goetawa, Fariz membentuk group musik yang memadukan jazz dan rock, TRANSS. Dalam sampul albumnya HOTEL SAN VINCENTE (1981) tertulis “pembaharuan musik Indonesia dalam warna, personalitas, dan gaya.” Tidak mengherankan jika TRANSS menginspirasi munculnya beberapa group musik fussion seperti KRAKATAU, KARIMATA, EMERALD dan lain-lain.


Bersama Iwan Madjid dan Darwin B Rachman, pada tahun 1983, Fariz membentuk kelompok musik bernuansa rock progresif WOW! Group musik ini sempat menelorkan sebuah album bertajuk PRODUK HIJAU.


Selain itu, Fariz aktif di kelompok SYMPHONY bersama Ekki Soekarno, Herman Gelly Effendi dan Jimmy Paais. Tiga album dikeluarkan kelompok musik ini yaitu TRAPESIUM (1982), LADY (1982) dan N.O.R.M.A.L (1987). Di saat yang sama, Fariz juga terlibat dengan JAKARTA RHYTHM SECTION dan beberapa proyek album solo.


Dalam seperempat abad berkarir di bidang musik (1978-2003), vokalis dan musisi berbakat ini menghasilkan 20 album solo, 72 album kolaborasi, 18 album soundtrack, 27 album produksi (Fariz sebagai produser) dan 13 album internasional yang dirilis di Eropa dan Asia Pasifik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline