(1) Petang ini masih sama anakku sayang.
Setelah kau lelah bermain selalu ada segelas susu hangat untuk kau teguk.
Ibu bertopang dagu di satu-satunya meja di rumah kita , satu-satunya meja yang kita punya untuk duduk berdua, melihatmu meminum susu.
Ya! segelas susu hangat buatan Ibu.
(2) Petang ini juga sama, seperti biasanya kau berlari pulang , berteriak memanggil panggilan kesayanganmu.
"Ibuuuu ..." , lalu seperti biasanya , akan ada susu hangat , dan satu senyuman panjang Ibu sambil menatapimu.
Meneguk susu dalam gelasmu dengan semangat dan nafas tak beraturan.
Ibu mau selalu tersenyum padamu petang hari nak. seperti petang ini, tak sehangat peluk-peluk yang terjadi di rumah lain memang, tapi semoga satu senyum dan segelas susu ini menghangatkanmu. Selalu.
(3) Petang ini seperti petang kita yang lain nak, kau tertawa bersama teman-temanmu menembus angin, berlarian mengejar kereta, slalu tepat pada jam ini kau pulang menagih minumanmu .
Tapi ini bukan petang, ini sudah tengah malam, Ibu tak ingat apa-apa.
Ibu hanya kembali berteriak lalu tak sadar lagi saat ingat kabar dari tetangga bahwa kau tertabrak kereta, terseret, dan hancur tercabik-cabik.