Pagi hari, Dimana setiap orang sibuk dengan segala aktivitasnya, Ada yang hendak berangkat bekerja dan ada yang hendak berangkat sekolah. Di tengah-tengah kesibukan itu semua, ada seorang Ibu penjual nasi Bernama Ibu Siti yang setiap hari selalu terlihat semangat walaupun pandemi-pandemi tidak Lelah mendorong gerobak nasinya untuk di jual ke orang dan juga di titipkan ke tokoh-tokoh.bu Siti menjual sarapan seperti:nasi uduk,nasi kuning,lontong sayur dan berbagai macam gorengan dan minuman juga
Sekiranya dilihat dari fisik Bu Siti usianya tidak lagi mudah,tetapi karena kewajiban untuk mencari nafkah untuk menghidupi sebenarbya 5 orang anak dan yang satunya TKW dan menghidupi suaminya yang sakit. Dia lakukan itu semua dengan penuh semangat dan tidak putus asa.Masakan bu Siti yang terkenal enak dan dihargai dengan sangat murah membuat banyak orang yang membeli di tempat bu siti berjualan dan selalu habis tak tersisa sedikit pun.penghasilan yang di dapat sebelum pandemi 400rb lebih per hari,dan cukup untuk menambah biaya kehidupan untuk sehari- hari dan untuk anak-anaknya
Pada pagi hari ada seorang anak Bernama Diaz melihat bu Siti sedang duduk melepas lelahnya di pinggir tokoh.Sembari duduk bu Siti minum dan mengeluarkan plastik yang sudah berisi kue basah.Dengan badan berkeringat bu Siti mulai makan kue basahnya di pinggir tokoh itu dan gerobak nasi tetap di sebelahnya,saat Diaz lewat bu Siti menyapa dengan ramah dan berkata “monggo sarapan le” Diaz membalas dengan senyuman “monggo bu silahkan” dan bercerita, “awal pandemi saya sempat Namanya orang past ikan banyak pikiran jadi strees apalagi suami saya sakit ,dan kebutuhan rumah,apalagi kebutuhan sekolah anak saya”.Diaz menjawab yang “sabar bu semua orang pasti merasakan seperti ibu”
Setiap hari bu Siti selalu beristirahat di pinggir tokoh tersebut untuk melepas Lelah dan sarapan karena rumah bu Siti berada di sebelah pasar madyopuro.Suatu saat bu Siti terlihat sedang berada di pinngir jalan berdiri dengan mendorong gerobak.Terlihat bu Siti bingung ingin menyebrang jalan untuk menjual nasi Kembali,Diaz yang mulanya biasa lewat gang-gang itu melihat bu Siti berdiri sambil melihat orang lewat untuk meminta pertolongan untuk menyebrang .dengan santun Andi menawarkan “arep nyebrang bu” dan bu Siti menjawab “nggih le” maka dengan penuh kemurahan hati Diaz menolong bu Siti untuk menyebrang dengan mendorong gerobak nasi punya bu Siti ke seberang jalan karena memang kondisi bu Siti yang berjalan sudah berat sebelah dan alas kaki yang sudah tipis.Setelah pandemi datang,kondisi ekonominya menurun drastic .Dari penjualan bu Siti yang biasanya mendapatkan 400rb lebih perhari,tapi sekarang hanya 50rb perhari. pengasilannya tidak pasti
Beberapa hari kemudian Diaz melihat bu Siti menunggu di pinggir jalan tokoh biasanya itu untuk menyeberang dan dengan santun,tulus Diaz membantu bu Siti untuk menyeberang ke jalan raya.Kejadian seperti itu sering di la kukan oleh Diaz kalau melihat bu Siti,suatu saat Diaz pernah
bertanya ke bu Siti tentang keluarganya dan ternyata bu Siti di rumah mempunyai 4 orang anak yang masih beranjak remaja anak satunya bu Siti bekerja di luar negeri/TKW dan suami yang sakit tidak kuat bekerja, dan juga anak-anaknya butuh banyak biaya untuk bersekolah dan juga untuk menncukupi kebutuhan sehari-hari seperti:listrik,air,dan kebutuhan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H