Dampak Media Sosial Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
Oleh : Dinni Nurdianti Utami
Di era teknologi saat ini, seluruh kalangan masyarakat di Indonesia bersosial media. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Media sosial memiliki dampak yang besar pada kehidupan kita saat ini. Munculnya media sosial saat ini, tak dapat dihindari lagi menginat penggunaan media sosial yang tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Misalnya, seseorang yang asalnya biasa-biasa saja bisa menjadi luar biasa dengan Media Sosial, begitupun sebaliknya. Disamping itu banyak sekali pemberitaan negatif yang ditimbulkan akibat media sosial seperti adanya penipuan, penjualan produk yang mengatasnamakan orang lain. Adapun dampak lain seperti penculikan dan juga penipuan lewat media sosial seperti facebook, twitter, dan aplikasi lainnya. Menurut beberapa hasil penelitian dan pemberitaan bahwa penggunaan media sosial terbukti berpengaruh pada keadaan psikologis seseorang. Perkembangan media sosial saat ini, sangat memiliki banyak dampak. Salah satunya terhadap perkembangan psikologis remaja.
Menurut Hurlock ( 1991) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Remaja merupakan masa dimana anak tersebut senang mencoba hal baru. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress). Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012), mendefinisikan bahwa media sosial adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto, dan yang lain-lain dengan orang lain. Sering kali, penggunaan media sosial banyak memicu munculnya perilaku mencari popularitas di kalangan remaja, dimana remaja tersebut menggunakan sosial media dengan tujuan agar dirinya dilihat dan diakui oleh orang lain. Dampak sosial media menyebabkan seorang remaja menjadi cenderung terobsesi atau terfokus pada popularitas di sosial media, tanpa memikirkan hal lain seperti tidak fokus pada pendidikannya. Selanjutnya, dampak sosial media pada psikologi remaja adalah memunculkan rasa cemas dan depresi pada diri anak tersebut. Hal tersebut dikarenakan pertemanan di media sosial tidaklah nyata atau sementara, ada seseorang yang hanya mengenal orang tersebut hanya dari setiap postingan saja tanpa berinteraksi secara langsung dan mengetahui di kehidupan nyatanya. Hal ini akan berdampak, ketika misalnya seseorang melihat postingan seorang temannya yang sedang berbahagia di media sosial, disaat dirinya sedang merasa tidak nyaman. Hal ini akan membuat dirinya merasa sedih dan malah makin merasa terpuruk dengan kehidupannya sendiri. Dampak tersebutlah yang menjadi alasan munculnya kecemasan dan juga depresi pada diri seorang remaja. Dibandingkan dengan perempuan, laki-laki cenderung lebih sedikit mengalami dampak dari media sosial perihal kesehatan mental dan terjadi bullying. Tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah sang anak menjadi tidak menghiraukan pembelajaran disekolah, terkadang tugas yang diberikan tidak dikerjakan akibat terlalu sibuk dengan media sosial. Kurangnya pengawasan dari orang tua dan juga bimbingan dari guru di sekolah membuat sang anak menjadi terus kecanduan dan sulit untuk mengontrol kebiasaan tersebut. Apabila seseorang memanfaatkan media sosial dengan baik, hal yang dapat dirasakan yaitu dapat memperluas wawasan dan jaringan pertemanan, selain itu remaja akan termotivasi untuk belajar dan terus mengembangkan dirinya melalui teman-teman dan lingkungan yang mereka jumpai secara online.
Kesimpulan dari penggunaan media sosial yang berdampak pada psikologis remaja bisa diatasi dengan melakukan hal seperti mengubah kebiasaan bersosialisasi di dunia maya menjadi lebih sering bersosialisasi di dunia nyata. Mulailah memperhatikan lingkungan sekitar tidak berfokus pada satu hal misalnya hanya terus-terusan melihat media sosial. Kurangi penggunaan gadget yang terlalu berlebihan dan memilih untuk berinteraksi dengan orang lain. selanjutnya, alihkan perhatian dengan mengisi kegiatan atau hal-hal yang lebih bermanfaat, sehingga tidak menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bermedia sosial saja. Yang terakhir. Tetapkan batas waktu maksimal ketika menggunakan smartphone agar mengurasi rasa kecanduan terhadap gawai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H