Lihat ke Halaman Asli

Pro & Kontra tentang Keberadaanku

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rusuh. Semua terpaku pada pendapat masing-masing. Perdebatan yang berkepanjangan.

Padahal hanya karena masalah sepele. Yaitu keberadaanku.

Beberapa diantara mereka mengakui dan menyetujui keberadaanku.

Sementara mayoritas diantara mereka terang-terangan menolak dan mencaci maki keberadaanku. Parahnya, mereka sampai tega menghina kaum minoritas yang menerima keberadaanku.

Namanya juga kaum mayoritas, jadi wajar kalau mereka merasa benar. Ya, merasa benar walau faktanya belum tentu benar.

Aku tak tahu kenapa ini semua bisa terjadi. Padahal di Kitab suci dan bahkan Sang Nabi terakhir – utusan yang paling dimuliakan – pun mengajarkan untuk menerima keberadaanku. Sejak puluhan ribu tahun yang lalu, Beliau sudah memupuk betapa pentingnya arti toleransi. Beliau melakukan hal-hal untuk menunjukkan bahwa Ajaran yang ada di bumi ini tidak hanya berasal dari dirinya saja. Sang Maha Pengatur telah mengatur sedemikian rupa dengan menurunkan beberapa Ajaran untuk dipilih sesuai keyakinan masing-masing para penerus Adam Hawa.

Tapi apa yang terjadi saat ini? Sungguh memilukan. Seolah tak ada hal yang lebih penting untuk diperdebatkan. Kaum mayoritas dengan segala paham yang ‘merasa selalu paling benar’ itu sibuk memprotes keberadaanku. Pro dan Kontra yang tak berkesudahan membuatku gerah.

Ahh… Sudahlah… Aku hanya bisa terima saja. Aku juga tidak mau ambil pusing. Setidaknya masih ada yang mengikuti jejak Sang Nabi yang penuh toleransi. Tak peduli walau hanya sebagian kecil yang dengan sadar menerima keberadaanku dan mau mengucapkan namaku: “SELAMAT HARI NATAL”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline