Belakangan ini ketertarikan masyarakat dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) mulai meningkat. Masyarakat umum tengah sadar mengenai esensi pendidikan anak usia dini. hal ini menjadi tuntutan tersendiri bagi pengelola PAUD. Yaitu tuntutan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan melalui manajemen PAUD secara tepat dan profesional.
Apa itu manajemen? Manajemen berasal dari kata serapan manage yang berarti mengelola, mengatur serta mengarahkan. Dalam dunia pendidikan, kaitannya dengan pendidikan anak usia dini, manajemen di artikan sebagai suatu usaha untuk mengelola, mengendalikan, serta mengarahkan segala sumber daya yang ada agar terciptanya lembaga pendidikan anak usia dini yang berkualitas dan mampu mencapai tujuan pendidikan PAUD.
PAUD sebagai salah satu lembaga pendidikan anak usia dini menjadi wadah bagi anak untuk mengembangkan segala potensi serta mencapai 6 aspek perkembangan anak. meliputi aspek nilai agama moral, fisik motorik, konitif, bahasa dan sosial emosional. Maka dari itu, diperlukan tenaga pendidik yang profesional, berkompeten, serta menguasai berbagai ilmu pengetahuan khususnya mengenai anak usia dini.
Mengapa manajemen penting? dikutip dari George R. Terry, manajemen memiliki 4 fungsi penting didalamnya. Yaitu meliputi:
Planning (Perencanaan)
Planning atau perencanaan dalam manajemen memegang peranan yang fundamental dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga PAUD. Perencanaan yang berasal dari kata "rencana" ialah serangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Pedoman utama dalam perencanaan manajemen PAUD antara lain visi, misi, kurikulum, program kegiatan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pembelajaran Harian (RPPH), program semester, serta program tahunan yang di susun oleh kepala sekolah, guru dan staf sekolah.
Perencanaan manajemen dalam lembaga PAUD tidak hanya berfokus pada perencanaan substansial saja, namun juga meliputi perencanaan abstrak di lembaga PAUD tersebut. Misalnya seperti perencanaan pengembangan sumber daya manusia, perencanaan keuangan, perencanaan fasilitas dan lain sebagainya. Jika pemimpin di lembaga PAUD membuat perencanaan dengan baik dan matang, maka tujuan dari lembaga PAUD tersebut dapat tercapai.
Organizing (Pengorganisasian)
Langkah selanjutnya setelah mengatur perencanaan dengan matang, fungsi manajemen yang kedua ialah untuk pengorganisasian. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai mengatur sumber daya untuk melaksanakan perencanaan yang telah disusun agar tujuan dapat tercapai (Nuryati & Mufrodi, 2020). Secara umum pengorganisasian mencakup dua aspek yaitu pembagian tugas atau beban kerja dan penentuan garis-garis wewenang.
Actuating (Penggerakan Pelaksanaan)
Pelaksanaan sangat berhubungan langsung dengan orang-orang di lembaga tersebut. singkatnya, actuating adalah pelaksanaan dalam bekerja. Setelah diatur tentang beban kerja dan tugas pokok dari setiap sumber daya manusia, implementasi langsung dari actuating adalah pelaksanaan tugas tersebut, baik itu secara administratif maupun secara praktis. Misalnya, seorang pendidik memiliki tugas melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencaan yang disusun dengan berbagai model, strategi, dan metode yang telah direncanakan sebelumnya.
Controlling (Mengontrol / Mengawasi)
Fungsi terakhir manajemen ialah controlling atau pengawasan. pengawasan bertujuan untuk mengawasi sejauh mana proses perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan itu berlangsung. Inilah yang menjadi tolak ukur dalam proses evaluasi diakhir manajemen nantinya. Apakah implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian masih sejalur dengan tujuan dari lembaga PAUD tersebut atau tidak.
Namun pada kenyataannya masih banyak lembaga pendidikan anak usia dini diluaran sana yang memiliki manajemen pendidikan kurang baik serta kurang terorganisir. Sebagi contoh guru PAUD yang berperan ganda menjadi kepala sekolah TK, bendahara TK, administrasi, bahkan sebagai cleaning servis.
Hal ini tentu menjadi boomerang tersendiri yang justru akan menyebabkan terganggunya kinerja guru. Karena guru yang berperan ganda tidak bisa fokus jika diberikan beban tugas yang banyak. Maka dari itu, perlu adanya tata kelola manajamen yang efektif, kepemimpinan profesional, dan kualitas pengajaran yang tinggi. Untuk mewujudkan semua itu perlu adanya kerjasama antara guru, pengelola sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H