Lihat ke Halaman Asli

Dini Rahmawati

Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Cinta dan Perselingkuhan: Peran Forgiveness pada Individu yang Dikhianati dalam Hubungan Asmara

Diperbarui: 3 Juli 2023   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : HitsBanget.com

Sejatinya manusia merupakan makhluk perasa yang dimana selalu memiliki ketertarikan pada orang lain. Perasaan cinta yang dimiliki oleh setiap individu sangat mengebu-gebu dan berapi-api yang membuat individu selalu ingin bersama dan saling memiliki satu sama lain.  Di dalam cinta juga kita akan merasakan perasaan senang, sedih, sangat berenergi, dan merasakan euphoria. Di dalam psikologi positif terdapat teori mengenai cinta yaitu Triangular Theory Of Love yang disebutkan oleh Robert Stenberg pada tahun 1986. Di dalam teori ini disebutkan terdapat tiga unsur utama dari cinta yaitu:

  • Keintiman (intimacy): Dalam komponen ini orang yang sedang jatuh cinta biasanya selalu melibatkan rasa emosional seperti kehangatan, saling mengerti satu sama lain, terjalinnya komunikasi dua arah, memberikan dukungan emosional ketika sedang berada dalam masalah dan selalu memberikan perhatian.
  • Gairah (passion): Dalam komponen ini orang yang sedang jatuh cinta biasanya selalu melibatkan rasa motivasi yang meliputi ketertarikan fisik, romantisme serta ketertarikan seksual. Orang yang sedang jatuh cinta biasanya selalu ingin merasa dekat dengan pasangan nya dan tidak ingin berada jauh dari pasangan nya.
  • Komitmen (commitment): Dalam komponen ini, cinta melibatkan unsur kognitif yang melibatkan pengambilan keputusan ketika sedang berada dalam masalah. Dalam komponen ini orang yang jatuh cinta biasanya memiliki perilaku mau berkorban untuk pasangannya dan berusaha membuat senang orang yang dia cintai.

Sumber Gambar : Haibunda.com

            Tetapi di dalam setiap hubungan tidak selamanya terjalin dengan mulus, banyak rintangan dan cobaan yang dilewati oleh setiap pasangan, salah satunya ialah perselingkuhan. Perselingkuhan merupakan hilangnya rasa cinta dan kasih sayang terhadap pasangan yang ditimbulkan melalui emosi-emosi negatif yang merusak kepercayaan dan menimbulkan rasa kecewa dengan menjalin hubungan asmara dengan individu lain tanpa sepengetahuan pasangannya.

            Lalu apa sih akibat dari perselingkuhan itu? Akibat dari perselingkuhan tersebut banyak individu yang merasa kecewa dan mengakhiri hubungan dengan tidak baik. Orang yang putus cinta membutuhkan forgiveness untuk menghilangkan perasaan kecewa dan meningkatkan rasa damai dan tenang pada diri. Menurut MC Cullough (1997) mengatakan bahwa memafkan merupakan dorongan yang berada di dalam diri individu untuk tidak membenci, membalas dendam dan menyakiti orang lain yang telah melukai hatinya. 

Dalam memaafkan orang yang telah menyakiti kita ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya ialah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang dimana individu dapat mengontrol emosinya dan bersikap dewasa terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Kecerdasan emosional ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah (a) memahami emosi, (b) mengontrol emosi, (c) memotivasi diri sendiri, (d) memahami emosi orang lain, (e) membangun hubungan (Goleman 2000).

            Dalam memaafkan perselingkuhan yang terjadi pada individu yang sedang putus cinta dapat di ukur menggunakan alat ukur Transregression-Related Interpersonal Motivation (TRIM) inventory (TRIM-18) yang diperkenalkan oleh McCullough, Root, & Cohen (2006) yang mengukur forgiveness dengan kecerdasan emosional yang disesuaikan berdasarkan teori Goleman (2000). Kecerdasan emosional sangat dibutuhkan oleh individu yang di khianati oleh pasangannya untuk menciptakan emosi yang positif.

            Mengapa kita membutuhkan emosi positif? Dalam hal ini emosi positif dapat membantu individu agar tidak stress, dan agar tidak mengalami kesedihan yang berlarut yang dapat menganggu aktivitas dan keseharian nya. Adanya emosi positif ini akan menimbulkan forgiveness pada diri individu yang di khianati oleh pasangannya. Dengan forgiveness individu tidak akan melakukan tindakan negatif yang membuang-buang waktunya seperti melakukan balas dendam dan membenci pasangannya. 

Maka dari itu, separah apapun luka yang kamu hadapi saat ini, jangan pernah membenci orang lain. Kamu akan baik baik saja jika pilihanmu jatuh pada rasa ikhlas dan memaafkan.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, A. T. D. B., & Kusumawati, R. Y. (2019). “Hubungan antara kecerdasan emosi dengan forgiveness pada remaja yang putus cinta akibat perselingkuhan.” Jurnal Psikologi Konseling Vol, 14(1).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline