Lihat ke Halaman Asli

Bicara Soal Kita

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika diruntut dari artinya, 'kita' adalah 'aku' dan 'kamu'. Dalam Bahasa Inggris 'We' selalu diikuti dengan benruk verb plural (tanpa akhiran -s/-es). Plural berati banyak, lebih dari satu. Maka dari itu jelas bahwa 'kita' tidak hanya berarti sekedar 'aku' atau sekedar 'kamu'. *semoga pembukaan yang agak ruwet di atas memberikan ilustrasi yang cukup untuk kelanjutan tulisan di bawah :) Berbicara tentang sebuah hubungan pasti nggak bisa lepas dari kata "We", "Kita", yang jika diobjekkan bentuknya berubah menjadi "Us". Nyata sudah bahwa suatu hubungan adalah suatu hal yang berangkat dari kebutuhan dua orang, bukan hanya satu individu tunggal. Menyatukan dua kepala yang berbeda bisa jadi satu masalah besar lo. Tidak ada satupun individu di dunia ini sama, baik dari segi fisik, maupun identitas psikologinya. Tabrakan-tabrakan kepercayaan, kepentingan, dan idealisme serta masih banyak hal yang lainnya sangat bisa menjadi batu sandungan yang menggerogoti langgengnya sebuah hubungan. Entah apa yang ada dalam pikiran kalian mengenai makna sebuah 'kita', tapi kalau untuk 'aku' sih, 'kita' adalah... "tak sekedar aku" jadi 'aku' tidak boleh egois. Kesampingkan kepentingan pribadi 'aku', junjung kepentingan bersama. Hahahaha. Sekilas kalimat itu pasti terdengar terlalu Pancasila, tapi ya memang begitulah adanya. Di dalam suatu hubungan dibutuhkan adanya tujuan bersama yang jelas. Apa enaknya terus berjalan tapi muter-muter saja di tempat tanpa titik tuju yang pasti? Kadang saat tujuan 'aku' dan tujuan 'kamu' bertabrakan, diam dan pikirkan lagi tentang tujuan 'kita'. Ini selalu buat perbedaan besar!!

"juga tak sekedar kamu" jadi 'aku' tak ingin jadi kelewat bodoh juga. Hahahaha. (Maaf jika kalimat di depan terlalu kasar ^^) Saat 'aku' menjalin hubungan dengan seseorang, 'aku' pasti usahakan untuk memberikan segala hal yang 'aku' punya. Karena nggak bisa dipungkiri, cinta identik dengan ketulusan dan penyerahan diri yang penuh (devotion). Tapi letakkan porsi yang pas untuk itu semua. Jangan jadikan tujuan 'kamu' sebagai penghalang segala cita-cita besar 'aku'. Tapi jadikan tujuan 'kamu' sebagai faktor pendorong dan pendukung impian 'aku'. Hubungan yang hebat adalah hubungan yang bisa membuat kita tenang dan bahagia. Jika jadi tertekan karena tidak pernah tercapainya tujuan 'aku' buat apa dipertahankan? Tulus bukan berati tak pakai akal. Penyerahan diri bukan berarti menyiksa diri.  Sinergikan 'aku' dan 'kamu', jadikan semuanya 'kita'.

"mari menangis bersama" ciptakan energi yang sama, perasaan yang sejalan, emosi yang senada. Aku tak ingin tertawa tergelak saat 'kamu' meneteskan air mata. Berada di rute emosi yang sejalan sama dengan meletakkan empati dan simpati pada saat yang tepat. Rangkul dan dukung saat diantara 'aku' dan 'kamu' ada satu yang pincang. Andaipun 'aku' tak bisa ikut menangis saat 'kamu' menangis, tapi 'aku' ada untuk mengusap habis tangis 'kamu'. Karena tangis 'kamu' bukan tangis 'kamu' saja, tapi tangis 'aku' juga, tangis 'kita'. Nyanyikan lagu dari nada dasar yang sama, kemudian dengarkan betapa merdunya.

"tak lupa tertawa bersama" bisa saja 'aku' punya masalah yang begitu berat, tapi jika 'kamu' sedang berbahagia karena suatu pencapaian besar, apapun itu, 'aku' akan membuang sedihku sejenak dan mengulurkan tangan bahagiaku, dan ikut tersenyum bersama 'kamu'. Jika untuk merayakannya memang masih terlampau susah karena kondisi emosi 'aku' yang masih tak bisa dikontrol dan sedang hancur begitu rupa, seutas senyum dan ucapan selamat pasti sudah lebih dari segalanya. Setidaknya ada satu hal yang bisa buat aku berbahagia bersamamu, meski dalam saat terburukku.  'aku' selalu ingat saat 'kamu' bahagia, sebagian dari kebahagiaanmu juga karena 'aku'. 'aku' ingin tersenyum bersama 'kamu'.

"pada intinya, bernafas bersama" karena apa yang 'aku' punya sekarang bukan untuk 'aku' saja, tapi juga untuk 'kamu' maka aku akan menghargai apapun yang aku punya. Karena apa yang 'aku' kerjakan sekarang tidak hanya berdampak pada 'aku' saja tapi juga berakibat pada 'kamu' maka aku akan sangat berhati-hati melakukan segala sesuatunya. Karena setiap tujuan 'aku' kini juga jadi tujuan 'kamu' maka aku akan berusaha dengan jauh lebih keras mencapai semua tujuan itu, tujuan 'kita'.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline