Lihat ke Halaman Asli

Sindiran Melalui Seni Karikatur: Monas Menanti Janji Anas

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13628023161103271148

Janji Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang bersedia di gantung di Monas apabila terbukti ikut tersangkut kasus korupsi proyek Hambalang, akan menjadi bomerang. Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan Anas sebagai tersangka, karena terkait gratifikasi yang diterima dari proyek tersebut dalam bentuk mobil Toyota Herier, masyarakat menuntut janji Anas.

Anas Urbaningrum, pernah mengatakan dengan lantang dan diakuinya bahwa ucapannya tersebut atas pemikiran yang matang. Anas berucap “1 rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas”. Ternyata ucapan Anas tersebut “ditagih” oleh banyak pihak, setelah Anas resmi menjadi tersangka korupsi proyek Hambalang.

Tuntunan masyarakat untuk segera menggantung Anas di Monas datang dari banyak pihak dan dalam bentuk yang beragam. Tuntutan mereka publikasikan dalam bentuk opini di media masa, demonstrasi, maupun melalui seni berbentuk karikatur.

Karikatur sendiri dibuat bertujuan sebagai media komunikasi dalam menyampaikan opini atau kritik terhadap subjek tertentu. Awal mulanya, karikatur dikenal sebagai seni yang harus bernilai humor dan estetika. Namun dalam perkembangannya, karikatur digunakan juga sebagai alat untuk mengkritik yang dirasa efektif dalam penyampaian pesan yang dimaksudkan oleh si pembuat.

Seperti dewasa ini sering ditemukan di berbagai media masa, di halaman tertentu pasti ditemukan karikatur yang bermaksud menyindir atau mengkritik. Sudah menjadi kewajiban di setiap media cetak seperti Koran atau majalah, terdapat karikatur sendiri. Bentuk komunikasi ini dianggap mudah dimengerti dan menarik bagi pembacanya.

Seperti karikatur yang dibuat untuk Anas Urbaningrum, yang memperlihatkan Anas digantung di Monas. Bentuk tuntutan ini dibuat agar Anas menepati janjinya. Seperti apa yang diungkapkan pepatah, Mulut-mu Harimau-mu sangat tepat untuk keadaan Anas saat ini. Ditengah kasus korupsi yang melilitnya, tuntutan dari berbagai pihak mengalir agar Anas menepati janjinya.

GANTUNG ANAS DI MONAS ! menjadi jargon sindiran yang disuarakan dimana-mana. Karena hingga hampir 1 bulan setelah Anas resmi menjadi tersangka, belum terlihat Anas akan melaksanakan janjinya. Bisa saja ini merupakan nasib sial Anas. Disaat Anas tidak bisa membuktikan perkataannya kemudian tersangkut pula dengan kasus korupsi, tuntutan agar Anas segera digantung di Monas seperti masalah bagi Anas yang pelik. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, masalah korupsi datang kemudian Anas termakan perkataannya sendiri.

Sulit pula bagi Anas untuk meminta bantuan, kepada siapa dan bagaimana. Sedangkan, perkataan itu keluar dari mulut Anas sendiri bukan dengan spontan atau paksaan dari orang lain. Anas mengaku pada salah satu media cetak bahwa Anas mengatakan janji tersebut, atas kesadaran dan siap untuk melaksanakan konsekuensinya apabila terbukti bersalah.

Melalui media karikatur, masyarakat berharap agar Anas ingat akan janjinya dan bisa membuktikan perkataannya sendiri. Walaupun bagi sebagian orang karikatur ini terlihat lucu dan tetap memiliki nilai humor, namun memang itulah yang dimaksudkan agar masyarakat mengerti maksudnya. Biarpun sebenarnya, karikatur tersebut sebagai salah satu bentuk sindiran atau kritik yang dimaksudkan untuk Anas. Monas menanti janji Anas!

Maka dari itulah, masyarakat banyak yang menagih janji Anas. Melalui media karikatur itulah yang kemudian akan dilihat dengan khalayak banyak sebagai bentuk kritik. Tuntutan yang dinanti bisa segera direalisasikan. Melihat seberani apakah Anas menepati janjinya. Janji juga yang mau tidak mau menyangkut hidup dan matinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline