Lihat ke Halaman Asli

Dini Khaerina Azahra

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dampak Pernikahan Dini: Tinjauan terhadap Kesehatan dan Implikasi Sosial

Diperbarui: 25 Desember 2023   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

iStock.com

Pernikahan dini, yang seringkali dianggap sebagai tradisi budaya atau norma sosial di beberapa wilayah, ternyata membawa dampak yang cukup serius terhadap kesehatan, khususnya bagi para perempuan dan anak-anak. Pernikahan dini membawa risiko cukup besar terhadap kehamilan muda, terutama terhadap ibu dari bayi tersebut. Anak dibawah usia 18 tahun memiliki risiko yang sangat tinggi dan rentan terhadap kehamilan, karena kondisi fisik dan psikologis yang mereka miliki masih belum matang alias dalam tahap perkembangan.

Selain berdampak terhadap kesehatan, pernikahan dini juga berdampak terhadap implikasi sosial yang muncul di dalam masyarakat.   Tekanan sosial dan stigma dapat menghantui pasangan yang menikah pada usia dini, menciptakan isolasi dan penilaian negatif. Implikasi sosial ini juga mempengaruhi jejaring sosial dan hubungan sebaya, menciptakan tantangan tambahan dalam membangun hubungan yang sehat.

Risiko terhadap Kesehatan dalam Kehamilan Dini

Pernikahan pada usia yang sangat muda dapat mengakibatkan risiko kesehatan yang tinggi, terutama pada perempuan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perempuan yang menikah di bawah usia 18 tahun berisiko dua kali lipat mengalami kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan dibandingkan dengan perempuan yang menikah setelah usia tersebut. Kondisi ini dapat dipahami karena tubuh perempuan yang masih dalam masa pertumbuhan belum sepenuhnya siap untuk menghadapi proses kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi.

Dalam keadaan memiliki tulang panggul yang kecil membuat prosesi persalinan bisa tertunda atau macet karena kepala bayi yang tidak dapat sesuai dengan bentuk panggul sang ibu. Fisik yang lemah karena di usia yang bukan sewajarnya untuk melahirkan membuat kondisi tubuh ikut melemah akibat pendarahan hebat saat proses persalinan dapat membuat ibu muda kehilangan tenaga juga darahnya yang membuat sang ibu menderita anemia dan mengakibatkan kematian.

iStock.com

Angka kematian anak yang tinggi pada wanita yang melahirkan di umur yang sangat muda kemungkinan berhubungan dengan faktor biologis yang mengakibatkan terjadinya komplikasi selama kehamilan dan saat persalinan (Zelharsandy, 2022).

Selain itu, pernikahan dini juga dapat membawa dampak buruk pada kesehatan mental perempuan muda. Mereka sering kali mengalami tekanan emosional dan psikologis yang tinggi akibat tuntutan peran sebagai istri dan ibu dalam usia yang masih sangat muda. Kondisi ini dapat menyebabkan stres, depresi, dan bahkan meningkatkan risiko bunuh diri.

Berisiko terkena Penyakit Kanker Rahim

iStock.com

Pernikahan dini juga dapat membawa dampak serius terhadap kesehatan reproduksi salah satunya dapat menimbulkan risiko terkena kanker serviks. Disebabkan kondisi tubuh sang ibu yang tidak siap dan masih dalam masa perkembangan. Makin muda usia ibu melakukan hubungan seksual maka makin tinggi pula risiko terkena penyakit kanker leher rahim atau serviks, karena di bagian leher rahim masih sangat rentan dan makin besar pula risiko daerah reproduksinya terkena virus. Undang-undang kesehatan No. 36 tahun 2009 memberikan batasan 20 tahun. Karena hubungan seksual yang dilakukan pada usia dibawah 20 tahun berisiko terjadi kanker serviks, serta penyakit menular seksual  (Hanum, n.d.).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline