Lihat ke Halaman Asli

Arroyyan Dwi Andini

Akun baru, yg lama gak bisa dibuka. Penulis buku Muslimah Cantik Cerdas di Dapur, owner Diarfi, bukan siapa-siapa

Lembayung pun Runtuh

Diperbarui: 20 Februari 2023   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto soendoel.blogspot.com

Ingin diri ini bertanya, diantara tegaknya pilar kesombongan dan dinding hati yang rapuh. Tidak adakah lagi terselip rasa kebersamaan itu? Mungkin nafas telah tersengal mengikuti hentakan kaki yang terus berlari. Sudah sejauh ini, mengapa harus berhenti ?

Sedang kesuksesan itu belum lagi teraih.

Sungguh, beri tahu aku. Dimana salahnya? Pembagian tugas yang tidak sesuai? Kurang adilkah? Buruknya manajemen? Kurang profesional ? Kasih sayang yang tak terasa? Kurang pengertian? Atau apa ???

Betapa lelah aku memikirkanmu. Sebenarnya apa yang ada diotakmu? Tidakkah binar mata Ariesta Aulia Kirani bisa meluluhkan kalbu itu? Sedang dinding emosi masih terlalu tinggi. Seolah tak terjangkau walau ku daki dengan hati. Tak terpikirkah akibat jika kita tidak seatap?

Aku mencoba mengurai benang yang akan terlanjur kusut. Mudah-mudahan baru mau akan kusut. Dan semoga sebelum itu terjadi, semua sudah terurai. Tapi jika dirimu tidak mau mencoba, maka benang itu benar-benar akan bertambah semrawut.

Jika karena pembagian tugas yang tak sesuai, bukankah kita telah sepakat bahwa dirimu bekerja di luar rumah dan diriku di dalam rumah?

Jika karena tidak adil, dimana letak ketidak adilannya? Tidak adil masalah uang? Bukankah dahulu kita setujui bahwa uangmu adalah uangku dan uangku tetap uangku? Dan tidak pernah ada masalah tentang itu bukan? Dirimu maupun aku tidak pernah kekurangan uang!

Menejemen buruk karna tidak profesional ? Itu alasannya? Hei, rumah tangga itu bukan sebuah perusahaan!. Walau begitu aku mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Semua keperluan aku kelola dengan sebaik yang kubisa. Bahkan rencana untuk Ariesta pun sudah terprogram. Apa salahnya?

Jika karena perhatian yang kurang hingga kasih sayang dan cinta itu tidak terasa, itu adalah alasan yang tidak masuk akal. Terlalu dibuat-buat! Aku menyayangimu. Untuk itu aku bersedia kau nikahi. Aku memperhatikanmu dari bangun tidur sampai tidur lagi. Terlebih setelah Ariesta lahir. Apa yang tidak aku lakukan untukmu? Sungguh aku mencintaimu. Dan celakanya, aku juga merasa kau cintai.

Seketika kabut pekat menyelimuti kalbu, saat dirimu meminta untuk berpisah. Menyudahi kebersamaan denganku untuk bersama orang lain. Langit menggelap pekat. Lembayung serasa runtuh. Menimpa sedih diatas luka. Merubuhkan perasaan diatas akal.

Kilau embun yang menyejukkan hati saat dirimu mengecup keningku, saat berpamitan untuk pergi ke kantor. Kini tak sejuk lagi. Lembayung senja nan indah yang selalu terbentuk saat menanti dirimu pulang dari kantor. Kini tak indah lagi. Ceria menyiapkan makan dan pakaianmu berubah menjadi kemurungan tak bertepi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline