Lihat ke Halaman Asli

Musuh Nyata Kaum Muda dan Musuh Bersama

Diperbarui: 18 Juli 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah berbagai problematika yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, seperti pergaulan bebas, narkoba, perjudian, kriminalitas, bullying, dll, muncul fenomena yang patut disyukuri, yakni maraknya gerakan hijrah para pemuda yang peduli terhadap problematika umat. Tidak hanya terbatas pada permasalahan dalam negeri, gerakan ini juga menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu global, terutama yang berkaitan dengan dunia Islam, seperti persoalan Palestina. Kesadaran dan semangat para pemuda dalam mengupayakan perubahan positif ini haruslah diapresiasi. Di tengah kondisi masyarakat yang individualis, kaum pemuda justru menunjukkan kepeduliannya terhadap isu Palestina. Hal ini mencerminkan bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap diri mereka sendiri, tetapi juga terhadap saudara-saudara mereka di belahan dunia lain yang sedang mengalami penderitaan.


Gerakan para kaum muda ini menjadi bukti bahwa masih ada harapan di tengah maraknya problema yang dihadapi oleh kaum muda. Mereka yang terlibat dalam gerakan ini bukan hanya mencari pencerahan spiritual, tetapi juga berusaha untuk memberikan kontribusi positif bagi umat. Sayangnya, aktivitas positif ini kerap kali direspon negatif, dicurigai, bahkan dikriminalisasi. Tidak jarang mereka dituduh sebagai gerakan separatis radikal yang mengancam negeri.


Padahal, jika kita melihat lebih jauh, anak-anak muda ini seharusnya disatukan untuk menghadapi musuh bersama yang sebenarnya, yaitu kapitalisme sekuler liberal. Kapitalisme ini bukan hanya memunculkan persoalan ekonomi, namun telah merusak berbagai aspek kehidupan kita, menyebabkan berbagai problema yang tak berkesudahan. Sistem ini telah menciptakan kesenjangan ekonomi yang semakin lebar, mengakibatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang tidak merata. Selain itu, keamanan masyarakat pun menjadi terancam akibat dari berbagai kebijakan yang lebih mengutamakan keuntungan daripada kesejahteraan rakyat. Secara khusus, ideologi ini juga yang menjadi biang kerok problema yang menimpa generasi muda negeri ini. Bahkan, kapitalisme liberal adalah  penyebab utama dari kerusakan global .


Oleh karena itu, anak-anak muda harus tetap istiqomah dalam jalan hijrah. Respon negatif yang mereka terima seharusnya dipandang sebagai tantangan dalam proses perubahan dan perjuangan. Mereka harus terus semangat dalam mengkaji Islam dan menawarkan Islam sebagai solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi pemuda, persoalan negeri ini, bahkan bagi dunia secara umum.
Dengan istiqomah dan semangat yang tinggi, gerakan hijrah pemuda bisa menjadi motor perubahan yang membawa kebaikan bagi dunia. Ini adalah langkah yang penting dan strategis dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya shaleh secara spiritual, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Di sinilah peran pemuda sebagai generasi harapan peradaban mulia  akan terlihat nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline