Di sebuah toko sederhana di kampung medokan semampir RT7 RW7 Surabaya, Ibu Supiyah dengan tekun memperhatikan layar ponselnya. Jemarinya yang biasa mengaduk bumbu dapur, kini bergerak lincah mengikuti arahan mahasiswa KKN yang membantunya mendaftarkan warung masakannya ke platform e-commerce.
"Dulu saya pikir jualan online itu ribet dan hanya untuk anak muda. Ternyata setelah diajari anak-anak KKN, tidak sesulit yang saya bayangkan," ujarnya sambil tersenyum.
Ini adalah salah satu kisah transformasi digital yang terjadi berkat Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Selama satu bulan terakhir, tim mahasiswa KKN telah membantu banyak UMKM di kampung medokan semampir untuk berkembang melalui digitalisasi usaha.
Langkah pertama yang dilakukan tim KKN adalah membantu para pelaku UMKM membuat banner digital yang menarik. "Kami mengajarkan dasar-dasar desain yang sederhana namun eye-catching. Banner ini nantinya bisa digunakan baik untuk promosi online maupun offline," jelas Dini, koordinator KKN NR 5.
Tidak berhenti di situ, tim KKN juga mendampingi para pelaku UMKM untuk mendaftar di berbagai platform e-commerce. Mulai dari marketplace besar seperti shopee hingga media sosial untuk berjualan. Para mahasiswa dengan sabar mengajarkan cara memotret produk, menulis deskripsi yang menarik, hingga mengelola pesanan online.
"Tantangan terbesar adalah menghilangkan ketakutan mereka terhadap teknologi. Banyak yang awalnya ragu, tapi setelah melihat peningkatan pesanan, mereka jadi lebih bersemangat untuk belajar," tambah Reza, anggota tim yang fokus pada pelatihan digital marketing.
Hasil dari program ini mulai terlihat. Dalam waktu sebulan, 3 UMKM di kampung medokan semampir tepatnya di RT7 RW7 telah berhasil Go Digital dengan memiliki presence di platform online yaitu shopee. Rata-rata omzet mereka meningkat 30% setelah aktif berjualan online.
"Ini bukan sekadar tentang meningkatkan penjualan, tapi juga membuka wawasan masyarakat tentang potensi digital," ujar Pak Sugeng, Bapak ketua RT7 medokan semampir. "Program KKN ini memberikan dampak yang berkelanjutan bagi ekonomi kampung medokan semampir."
Cerita dari Kampung medokan semampir ini menunjukkan bahwa digitalisasi UMKM tidak selalu membutuhkan investasi besar atau teknologi canggih. Terkadang, yang dibutuhkan hanyalah pendampingan yang tepat dan kesediaan untuk belajar hal baru.
Sementara program KKN akan segera berakhir, namun bekal pengetahuan dan semangat untuk berkembang yang ditanamkan akan terus hidup di tengah masyarakat. Para pelaku UMKM kini memiliki tools dan kepercayaan diri untuk mengembangkan usaha mereka di era digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H