Lihat ke Halaman Asli

Dini Arini Rohma

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Iman di Era Modern: Benteng Terakhir Kemanusiaan

Diperbarui: 15 Oktober 2024   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia modern dengan segala kemajuan teknologinya telah membawa manusia pada persimpangan jalan. Di satu sisi, kita menikmati kemudahan hidup yang luar biasa. Namun di sisi lain, kita juga dihadapkan pada berbagai tantangan moral dan spiritual yang semakin kompleks.Di tengah gempuran informasi yang begitu cepat dan deras, di mana nilai-nilai moral kini seakan semakin memudar. Kehidupan modern yang serba cepat seringkali membuat kita merasa hampa dan tidak puas. Artikel ini akan mengajak Anda untuk merenungkan kembali pentingnya iman sebagai benteng terakhir bagi kemanusiaan, bukan sekadar kepercayaan, melainkan kekuatan yang mampu mengubah hidup kita.

Kemunduran iman di era modern merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sekularisasi yang semakin menguat mendorong masyarakat untuk lebih mengutamakan nilai-nilai duniawi dibandingkan spiritual. Perkembangan teknologi informasi yang pesat juga turut berkontribusi, dengan informasi yang melimpah dan mudah diakses seringkali menjadi sumber kebingungan dan keraguan. Selain itu, individualisme yang menonjol membuat individu lebih fokus pada kepentingan pribadi dan mengabaikan nilai-nilai kolektif yang seringkali dianut dalam agama. Skandal dan kontroversi yang melibatkan tokoh atau institusi agama juga semakin mengikis kepercayaan masyarakat. Terakhir, perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat seringkali dianggap bertentangan dengan ajaran agama, sehingga menimbulkan keraguan pada sebagian orang.

Hilangnya iman menimbulkan dampak yang sangat luas dan kompleks, baik pada individu maupun masyarakat. Tanpa landasan spiritual, individu seringkali mengalami krisis identitas, kesulitan dalam membedakan yang benar dan salah, serta cenderung mengejar kesenangan duniawi secara berlebihan. Hal ini dapat memicu lemahnya moralitas, kerusakan hubungan sosial, dan kerentanan terhadap pengaruh negatif. Dalam skala yang lebih besar, hilangnya iman dapat merusak tatanan sosial, meningkatkan angka kriminalitas, dan memicu konflik. Masyarakat yang kehilangan pegangan spiritual cenderung lebih individualistis, egois, dan kurang peduli terhadap sesama. Akibatnya, nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan menjadi terkikis, dan kualitas hidup secara keseluruhan menurun.

Hilangnya iman dapat diatasi dengan upaya yang sungguh-sungguh. Kembali kepada sumber iman, yaitu Allah SWT, melalui peningkatan ibadah dan pendalaman ilmu agama adalah langkah penting. Introspeksi diri untuk mengidentifikasi akar masalah dan bertaubat atas kesalahan juga krusial. Selain itu, mengubah perilaku menjadi lebih baik dengan meningkatkan amal saleh dan menjauhi maksiat akan memperkuat iman. Jika kesulitan diatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang-orang yang lebih berpengalaman dalam agama. Dengan kesabaran dan ketekunan, iman yang sempat redup dapat kembali bersinar.

Iman menjadi fondasi yang kokoh di tengah derasnya arus modernisasi. Dalam era yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, iman menawarkan pedoman hidup yang jelas dan konsisten. Iman juga memberikan ketenangan jiwa di tengah ketidakpastian, mendorong kita untuk berbuat baik, serta menjadi benteng pertahanan dari pengaruh negatif. Ia membantu kita menghadapi berbagai tantangan dengan bijaksana dan membangun karakter yang luhur. Meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti sekularisme dan materialisme, iman tetap relevan dan penting untuk dijaga. Dengan memperkuat iman, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermakna serta bermanfaat bagi sesama.

Dengan demikian, Iman adalah kepercayaan yang mendalam dan kuat terhadap sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, seperti keberadaan Tuhan. Ini lebih dari sekadar pengetahuan; iman adalah keyakinan yang tertanam dalam hati dan mendorong seseorang untuk berbuat baik. Iman memberikan pedoman hidup, kekuatan batin, dan hubungan yang erat dengan Sang Pencipta. Dengan kata lain, iman adalah fondasi bagi kehidupan yang bermakna dan penuh kedamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline