Lihat ke Halaman Asli

Keterkaitan Kebijakan Moneter dan Pedagang UMKM

Diperbarui: 20 Oktober 2023   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di suatu negara. tentunya kebijakan moneter memainkan peran penting dalam membentuk bentang ekonomi secara keseluruhan dan dapaknya bervariasi di berbagai jenis bentuk perekonomian. Salah satu kelompok yang dapat terpengaruhi oleh kebijakan moneter tidak lain adalah pedagang UMKM. Terlebih lagi pada pedagang UMKM, yang memerlukan modal untuk membuka usaha, sebagian modal yang digunakan biasanya berasal dari pinjaman Bank. Dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar, pedagang UMKM lebih rentan terhadap guncangan kebijakan moneter. Ketika kebijakan moneter mengetat, pedagang kecil mengalami penurunan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan oleh ketidaksempurnaan pasar kredit, yang menyebabkan jumlah pinjaman bank yang dapat diakses oleh pedagang UMKM setelah guncangan kebijakan moneter.

Dalam hal inilah muncul kesulitan bagi para pedangang ketika pengetatan moneter terjadi, salah satunya dengan menaikkan suku bunga di bank. Yang tentu bertujuan untuk menjaga agar mata nilai rupiah tetap stabil. Secara keseluruhan, ada dua konsekuensi kebijakan moneter yang berdampak pada pedagang kecil di Indonesia. Pertama, kebijakan ini berdampak pada penjualan dan kemampuan mereka untuk mendapatkan pinjaman bank. Kedua, mereka mungkin harus menyediakan lebih banyak jaminan untuk pembiayaan karena kebijakan ini meningkatkan biaya pinjaman mereka. Lalu ketika naiknya suku bunga, bagi konsumen tentunya lebih memilih untuk menyimpan uang mereka daripada dibelanjakan. Kemungkinan ini dapat memuat penurunan harga barang karena minimnya permintaan dari masyarakat.

Namun pedagang juga memiliki peranaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan juga pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pedagang kecil untuk berkembang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, setiap dampak negatif dari kebijakan moneter terhadap pedagang kecil dapat berdampak pada perekonomian yang lebih luas. Kebijakan ini mempengaruhi kemampuan pedagang untuk mendapatkan pembiayaan, menjaga likuiditas, dan berpotensi meningkatkan biaya pinjaman mereka. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan kemajuan mereka, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter di Indonesia memengaruhi pedagang UMKM, terutama dalam hal kemampuan mereka untuk mendapatkan pembiayaan dan menjaga likuiditas. Selama periode pengetatan moneter, ketidaksempurnaan pasar kredit dan peningkatan biaya pinjaman membuat lebih sulit bagi mereka untuk membiayai aset dan operasi mereka. Pedagang kecil sangat penting bagi ekonomi secara keseluruhan karena mereka berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi dalam negara. Oleh karena itu, para pembuat kebijakan dan regulator harus mempertimbangkan potensi efek negatif kebijakan moneter terhadap pedagang kecil dan mengambil tindakan yang tepat untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan mereka. Para pembuat kebijakan dapat membantu pedagang kecil dalam menjaga likuiditas dan mendorong inklusi keuangan dengan mengatasi ketidaksempurnaan pasar kredit. Ini dapat menghambat pertumbuhan pedagang jika mereka tidak dapat mendapatkan pembiayaan dan mempertahankan likuiditas mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline