Salah satu krisis ekonomi yang paling terkenal di dunia adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008, dimana krisis ini bukan hanya menyerang negara-negara kecil, tetapi juga negara-negara maju. Banyak negara-negara maju yang terkena dampak yang tidak main-main. Amerika sendiri perlu 10 tahun memperbaiki keadaan ekonomi mereka. Meskipun begitu negara-negara berkembang bisa bertahan dari krisis ini dengan cukup baik. Dan dampaknya bagi negara berkembang tidak terlalu signifikan.
Selain itu beberapa tahun lalu. pada saat pandemik Covid-19 juga banyak merubah kegiatan ekonomi di dunia. Contoh kecil yang berubah, adalahnya berubahnya bentuk pasar. Dampak lainnya tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan akhirnya tutup. Kegiatan impor dari negeri China juga dikurangi dan pemasukan dari sektor pariwisata mengalami penurunan. Bagi pedagang kelah menengah kebawah tentu kewalahan untuk bertahan disituasi ini. Di Indonesia sendiri krisis moneter tahun 1998 menjadi acuan agar kejadian tersebut jangan sampai terulang lagi. Karena selain kiprah di perekonomian saat itu dunia perpolitikan juga ikut terganggu karenanya. Sehingga aksi para demonstrasi tidak dapat dihindari dan membendung dimana-mana.
Tentunya setiap peristiwa dapat berdampak pada berbagai indikator ekonomi, temasuk GDP dan GNP. Pastinya ada variabel yang mempengaruhi perubahan perhitungan pendapatan nasional saat terjadinya krisis. Seperti yang dibahas sebelumnya kegiatan ekspor dan impor menjadi salah satu variabel yang mengalami perubahan saat krisis terjadi. Dampak dari krisis juga menunjukan pola-pola dalam pertumbuhan GDP. Indonesia menjadi salah satu diantara negara berkembang yang mengalami penurunan GDP dan GNP karena krisis. Dan tentu saja tidak ada negara yang tidak bisa tidak terjadi krisis. Namun, tetap saja krisis disuatu negara tidak begitu berdampak ketika negara tersebut siap dan mampu menghadapi suatu krisis bisa saja menerpa. Dan pastinya negara yang mengalami krisis akan berdampak pada penurunan GDP.
Krisis ekonomi tidak serta-merta berdampak negatif pada GDP dan GNP. Ada beberapa dampak positif dan negatif terhadap GNP dan GDP di negara berkembang. Dampak positif dapat mencakup peningkatan pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur dan program kesejahteraan sosial, serta fokus pada diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor yang bergejolak seperti komoditas. Dampak negatif, di sisi lain, dapat mencakup penurunan investasi dan ekspor, meningkatnya tingkat pengangguran, dan penurunan pendapatan pemerintah.
Dosen Pengampu : Puput Iswandiyah Raysharie SE., ME.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H