Lihat ke Halaman Asli

Manuver Hatta Rajasa yang Cantik tapi Merepotkan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manuver yang diambil Hatta Rajasa sebagai ketua umum PAN ini memang sangat cantik, dengan lobi lobinya dirinya mampu menarik perhatian dari Ketua umum  Gerindra Prabowo Subianto  yang akan mengambilnya sebagai cawapres untuk maju dalam pilpres tahun ini.  Manuver yang dilakukan Hatta Rajasa ini akan menjadikan dirinya sebagai play maker dalam penggalangan koalisi partai partai politik  tahun ini. Dirinya akan menjadi tokoh central atau jembatan bagi partai partai politik yang akan membantu lobi lobi dan menghubungkan secara serius baik kepada Presiden SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat atau pun dengan ketua umum ketua umum partai politik yang tergabung dalam koalisi kabinet Indonesia bersatu 2.

Manuver Hatta rajasa yang kedua adalah mundurnya dirinya dari kabinet Indonesia bersatu 2 merupakan sindiran yang telak pada kubu capres kompetitornya Jokowi , karena pengunduran dirinya itu dilakukan di saat Jokowi ingin melakukan komunikasi politik dengan Presiden SBY yang dibalut dengan surat permintaan izin cuti dirinya dalam maju sebagai capres.  Pengunduran dirinya seolah menunjukkan kepada Publik, bahwa kubu Prabowo Subianto itu lebih elegan dan tidak rakus jabatan di banding kubu Jokowi sendiri.  Dan juga pengunduran dirinya ini akan disampaikan ketika dirinya menemani Prabowo Subianto yang juga sedang melakukan komunikasi politik.

Banyak pihak yang menanggap bahwa Hatta Rajasalah sebagai juru lobi yang akan mencairkan suasana panas yang telah terjadi antara kedua tokoh tersebut dan akan mengkaitkan dalam suatu hubungan koalisi dengan persamaan platform dan penguatan dalam suatu hubungan koalisi yang saling menghargai.  Kekuatan tokoh Hatta Rajasa sebagai besan Pak SBY juga mampu melakukan lobi lobi kepada seluruh Ketua Umum Partai Politik yang tergabung dalam koalisi partai politik dalam mendukung Prabowo Subianto sebagai suatu koalisi tenda besar yang digaungkan oleh kubu gerindra selama ini.

Namun apa yang dilakukan oleh Hatta Rajasa sesungguh sangat merepotkan Partai Demokrat, di mana partai demokrat haruslah memutar otaknya dalam mencari pengganti PAN yang digadang-gadang yang selalu menjadi koalisi abadi Partai Demokrat. Namun tawaran menggiurkan dari Partai Gerindra telah meluluhlantakkan harapan demokrat tersebut, dan akan memperkecil opsi partai demokrat dalam pemilihan rekan koalisi dalam pengusungan capres. Opsi yang dimiliki oleh partai demokrat kini tinggallah bergabung dengan salah satu capres yang sudah ada, atau mengadakan koalisi dengan partai partai yang masih cair, seperti Golkar Hanura, PKS PBB dan PKPI.

Namun pengalaman politik di masa lalu, ketika Partai Demokrat mempunyai pasangan wapres dari kader Golkar dan juga teman koalisi yang selalu menyerang pemerintah lewat media televisinya membuat partai demokrat ngeri ngeri sedap untuk melakukan kembali koalisi dengan partai Golkar.  Jika memang harus terpaksa maka akan terjadi kawin paksa demi mengajukan calonnya di mana Demokrat harus rela menuruti keinginan partai Golkar dalam meloloskan ARB sebagai capres dan menunjuk wakilnya dari internal PD. Atau opsi terakhir yang aka diambil yaitu mnjadi partai oposisi.

Manuver Hatta Rajasa yang mundur sebagai Menko Perekonomian tentunya membuat pusing Presiden SBY dan juga bawahannya, di mana kabinet Indonesia bersatu masih harus melakukan tugasnya hingga bulan Oktober dan sebentar lagi Indonesia akan menghadapi moment penting yaitu puasa dan lebaran dan itu tentunya membuat Presiden SBY harus segera mencari pengganti Hatta Rajasa dalam mengelola perekonomian Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline