Hampir di setiap aspek kehidupan kita pada era ini hampir tidak bisa terlepas dengan teknologi. Mulai dari cara kita berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sampai bagaimana kita mengelola sumber daya alam. Namun di tengah banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ini, timbul pertanyaan yang tak terhindarkan : apakah perkembangan teknologi ini merupakan ancaman atau peluang bagi lingkungan kita?
Masih banyak orang yang memiliki pandangan skeptis bahwa kemajuan teknologi selalu datang dengan ancaman utama bagi kelestarian lingkungan kita. Seringkali banyak pendapat bermunculan yang beranggapan bahwa industri dan modernisasi yang didorong oleh teknologi telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan, seperti peningkatan polusi dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan . Tetapi, apakah pandangan ini membenarkan bahwa teknologi tidak sejalur dengan kelestarian lingkungan?
Sebelumnya mari kita melihat dari sudut pandang dampak negatif terlebih dahulu, perkembangan teknologi industri sering kali dikaitkan dengan peningkatan polusi udara, air, dan tanah. Pabrik-pabrik besar yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim, limbah industri yang mencemari sumber daya air dan tanah, limbah plastik yang sulit terurai juga merusak ekosistem laut dan darat. Teknologi yang digunakan untuk ekstraksi sumber daya alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Penebangan hutan untuk industri kayu, pertambangan yang merusak ekosistem, dan pengeboran minyak yang mencemari laut adalah beberapa contoh nyata. Penggunaan teknologi tinggi dalam sektor-sektor ini sering kali tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan sekitarnya.
Seperti yang saya singgung sebelumnya bahwa teknologi sudah merambat hampir di dalam kehidupan sehari-hari kita, hal itu berhubungan dengan adanya peningkatan konsumsi perangkat elektronik yang dapat menghasilkan masalah limbah elektronik yang serius. Limbah elektronik ini banyak mengandung bahan-bahan berbahaya seperti merkuri dan timbal yang jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan manusia bahkan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Peningkatan cepat dalam teknologi gadget juga berarti siklus hidup produk yang lebih pendek, sehingga meningkatkan volume limbah elektronik.
Di sisi lain, ada pandangan yang melihat teknologi sebagai solusi atau potensial besar untuk memecahkan masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini. Pandangan ini berargumen bahwa dengan inovasi dan penerapan teknologi hijau, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan bahkan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, seperti panel surya dan turbin angin, yang telah membuka jalan untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan. Energi terbarukan tidak hanya mengurangi emisi karbon melainkan juga menyediakan sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain itu, teknologi juga berperan penting dalam efisiensi pengelolaan sumber daya. Seperti, sistem pertanian yang presisi menggunakan sensor dan data untuk dapat mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk, lalu pada sektor industri, teknologi daur ulang canggih untuk mengurangi jumlah limbah yang sulit didaur ulang. Inovasi lainnya ada dalam teknologi sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air telah memungkinkan kita mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang mencemari. Teknologi juga membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon. Ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menghemat biaya.
Meskipun dengan adanya banyak bukti yang telah menunjukkan bahwa teknologi dapat mendukung kelestarian lingkungan, masih banyak persepsi negatif di kalangan masyarakat dengan beberapa alasan seperti banyak orang yang tidak memiliki cukup informasi terhadap bagaimana teknologi hijau dan solusi berkelanjutan bekerja, lalu pengalaman sehari hari yang langsung dengan polusi dan kerusakan lingkungan akibat teknologi industri dapat meninggalkan kesan yang mendalam dan sulit untuk diubah. Penduduk yang biasanya terkena dampak negatif dari polusi industri cenderung lebih skeptis dalam menerima manfaat teknologi hijau. Perubahan teknologi dan adopsi solusi berkelanjutan sering kali tidak terjadi secepat yang diinginkan. Ketidaksabaran terhadap lambatnya perubahan dan implementasi solusi hijau dapat memperkuat persepsi bahwa teknologi tidak cukup membantu.
Pandangan bahwa teknologi bertentangan dengan kelestarian lingkungan merupakan suatu stereotip yang memerlukan peninjauan kembali. Sementara memang teknologi memiliki potensi yang cukup besar untuk menyebabkan kerusakan lingkungan, di baliknya juga menawarkan berbagai solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Teknologi yang berkelanjutan perlu terus didorong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan potensialnya. Dengan cara dan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi kawan utama dalam upaya kita untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H