Lihat ke Halaman Asli

Lima Langkah Menuju Reindustrialisasi Nasional

Diperbarui: 24 November 2015   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Krisis yang pernah melanda tanah air disebabkan karena ada yang salah dalam mengelola perekonomian. Khususnya sejak terjadinya krisis finansial pada tahun 1998. Itulah penilaian yang dilontarkan Rosan P Roeslani, Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2015-2020.

"Saatnya bangsa Indonesia mengevaluasi diri. Kita harus beralih dari mengelola perekonomian ke mendorong pembangunan. Kalau tidak pertumbuhan ekonomi tidak berada di dalam kendali kita sendiri dan selalu rentan dengan faktor global. Kunci yang utama adalah kembali membangun ekonomi yang berbasis industrialisasi dan modernisasi. Kita harus melakukan reindustrialisasi Indonesia,” ungkap Rosan di tengah acara Welcome Dinner, yang berlangsung di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, (22/11).  

Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII yang berlangsung tanggal 22 hingga 24 November itu, pada intinya adalah menentukan siapakah yang berhak menduduki tahta tertinggi organisasi yang bergerak di bidang perekonomian itu.

Salah satu kandidat yang berduel di ajang perebutan kursi tertinggi Kadin, Rosan Roeslani, memaparkan bahwa reindstrialisasi dapat dicapai dengan lima langkah. Pertama, terkait mental pelaku usaha nasional. Di mana pengusaha lokal diharapkan melakukan perubahan untuk menjadi pengusaha yang mampu berpikir strategis. Kedua, menciptakan visi yang terukur, holistik, dan berdampak strategis melalui reformasi struktural.

Langkah ketiga, ialah adalah mencapai skala ekonomi untuk sektor usaha yang berpotensi. Kemudian langkah keempat, menciptakan struktur dan sistem pembiayaan yang lebih cepat, mudah, masif, dan mandiri. Terakhir yang kelima, diperlukannya lebih banyak kolaborasi antara beragam stakeholder untuk menjadikan kepentingan nasional sebagai agenda utama.

Kelima langkah yang telah dipaparkan, dapat menghasilkan lahirnya Local Champion yang kemudian dapat menjadi Global Citizen. Perbedaan antara Local Champion dan Global Citizen di sini memiliki perbedaan yang mencolok. Local Champion adalah produk, jasa, dan budaya yang dominan di dalam negeri. Sementara Global Citizen adalah Local Champion yang sukses merambah pasar dunia.

Rosan juga berkomitmen untuk mengoptimalkan pemberdayaan perekonomian daerah, tentunya dengan dukungan dari Kadin Indonesia. Semua itu dilakukan guna menjadikan perekonomian daerah sebagai ujung tombak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline