Lihat ke Halaman Asli

Dini Puspitasari

pelajar jogja

Meningkatkan Potensi dalam Pembelajaran Berbasis Media Sosial pada Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 27 Januari 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah merilis Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pendidikan darurat coronavirus (COVID-19). Kaitannya dengan belajar di rumah, pemerintah indonesia menekankan bahwa pendidikan jarak jauh disediakan untuk memastikan bahwa mahasiswa diberikan pengalaman belajar tanpa melebihi persyaratan untuk menyelesaikan kurikulum guna tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Pemerintah Indonesia melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan meluncurkan Program Belajar dari Rumah yang bekerja sama dengan stasiun televisi nasional. Program ini menawarkan program bimbingan orang tua dan guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan. Materi yang diberikan fokus pada peningkatan keterampilan membaca, berhitung, literasi serta penumbuhan karakter peserta didik. Dalam pelaksanaannya pemerintah memberikan kesempatan kepada setiap lembaga pendidikan untuk menggunakan berbagai layanan online yang menjangkau dari tingkat pendidikan usian dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga tingkat perguruan tinggi. pendidik perlu mewaspadai tantangan yang dihadapi guru di era revolusi 40. Qusthalani (Utomo, 2019).

 Di tingkat perguruan tinggi, penting bagi dosen menyadari untuk mewaspadai tantangan yang dihadapi mahasiswa milenial yaitu teknologi dan membaca. Oleh karena itu departemen pendidikan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk memahami ide dan kreativitas dalam penerapan berbagai strategi pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik dan bagi mahasiswa yang sedang belajar dan kegiatan kreatif dan menyenangkan dapat memberikan energi (Hapsari,2019). Dosen harus membuka wawasan tentang media sosial yang digunakan oleh mahasiswa Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Tujuannya meski  mereka belajar di rumah namun saya mengharapkan mereka merasa nyaman, karena seperti kita ketahui, bagi anak milenial, media sosial seperti sahabat bagi mereka . Beberapa mahasiswa yang diwawancarai mengenai jumlah media sosial yang mereka miliki, ternyata setiap mahasiswa memiliki 5 minimal jejaring sosial yaitu facebook, instagram, whatsapp, youtube, twitter, line, skype, hangout, tiktok, dan lainnya.

 Penulis juga menggunakan media sosial sebagai sarana pembelajaran yang  ditugaskan untuk memproyeksikan materi pembelajaran dan pembelajaran yang andal di situs web. Ini juga mendorong mahasiswa untuk berpikir dalam kerangka keterampilan yang mengambil unsur-unsur yang diketahui dari berbagai dalam bidang yang berbeda dan memasukkannya ke dalam bidang baru menerapkan informasi baru menggambarkan pengalaman dengan cara yang tidak terkait dengan desain dan prinsip-prinsip dasar penyederhanaan.

 Pendataan menjadi alasan mengapa 59,4% mahasiswa memilih situs media sosial untuk mengerjakan tugas perkuliahan, selebihnya karena terbiasa membuka media pembelajaran atau tidak bahkan ada yang langsung mendapatkan ide setelah meluncurkan situs media sosial belajar di tengah wabah. Menuntut dosen dan mahasiswa untuk kreatif dan beradaptasi dengan lingkungan belajar media sosial bisa menjadi pilihan karena di era industri 40 hampir setiap orang memiliki ponsel dan layanan jadi pendidik dapat menggunakan media sosial sebagai dosen alat belajar dan mitra belajar dosen perlu mendorong mahasiswa untuk terus berubah dan berpikir positif ketika menghadapi perubahan cara belajar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline